
Deli Serdang, medanoke.com | Aksi unjuk rasa mahasiswa Koalisi mahasiswa dan masyarakat Anti Korupsi (KOMMASI) di depan PT. Tanimas Soap Industries, Patumbak, Deli Serdang, berakhir ricuh. Kordinator aksi demo terekam dalam video, dicekik, dikeroyok, dan diintimidasi oleh oknum yang diduga preman saat hendak menyampaikan aspirasi terkait dugaan pencemaran lingkungan dan penyelewengan pajak perusahaan.
Dalam aksinya, mahasiswa hendak mempertanyakan dugaan pembuangan limbah industri yang melanggar UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH, serta dugaan pengemplangan pajak oleh perusahaan. Namun, baru saja kendaraan rombongan tiba, aksi mereka langsung dibubarkan dengan kekerasan.
Kordinator aksi yang mendapat perlakuan brutal tersebut yaitu Ahmad Akbar menyampaikan kepada awak media pada Jumat (21/11/2025), bahwa sebelum aksi, dirinya telah menerima pesan chat WhatsApp yang entah bagaimana caranya si pengirim pesan memiliki kopian dari surat pemberitahuan rencana aksi mereka. Bahkan sipengirim chat mengajak “berantam kita,” namun tidak ditanggapi lebih lanjut oleh Ahmad Akbar.
Setiba dilokasi demo saat menunggu rombongan massa datang, ada seorang pria yang memanggil Akbar dan mempertanyakan apa yang hendak mereka lakukan disitu.
“Aku mau demo, aku sudah mengikuti prosedural yang jelas, dimana penyampaian informasi publik itu diatur dalam undang-undang, “ujar Akbar kepada si pria.
Lanjut Akbar kepada awak media, “saat massaku sudah datang dengan angkot, selagi angkot-angkot itu diparkirkan, tiba-tiba aku dipiting dari belakang.”
Lalu beberapa orang pria seperti terlihat dalam rekaman video yang diterima wartawan terlihat memiting Akbar. Dalam keadaan dipiting dan dicekik, seorang pria bahkan mengatakan, “kumatikan kau.. kumatikan kau!!”
Kejadian ini pun memantik kecaman dikalangan sesama aktifis mahasiswa. Ketua Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Bersatu (KMMB) Sumut, Sutoyo, SH yang juga mengenal Akbar, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menyebut kekerasan ini sebagai bentuk arogansi korporasi dan pelecehan terhadap hak demokrasi.
“Mahasiswa datang baik-baik untuk menyampaikan tuntutan, tapi malah dicekik dan dikeroyok. Perusahaan tak boleh bertindak seperti preman!” tegas Sutoyo.
Menurut Sutoyo, tindakan itu justru menunjukkan dugaan praktik kotor dalam pengelolaan perusahaan.
Sutoyo menegaskan bahwa KMMB Sumut akan menggelar aksi besar di Polda Sumut untuk mendesak penyidikan terhadap pelaku dan pihak manajemen yang diduga mengetahui atau membiarkan aksi premanisme tersebut.
“Kami akan melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian. Kami juga minta pelaku ditangkap dan manajemen diperiksa. Negara ini negara hukum, bukan negara modal,” ujar Sutoyo.
Terpisah, Ahmad Akbar mengatakan via telpon kepada wartawan, bahwa dirinya saat ini sedang berada di SPKT Polrestabes Medan, untuk membuat laporan atas kejadian yang menimpanya.(Pujo)