Categories: NEWSBEAT

Aksi Bengis Westerling di Kota Medan

Medanoke.com – Medan, Ketika membuka kembali lembar sejarah pada tahun 1946-1950 ada aksi bengis pasukan Belanda di Medan yang meneror rakyat Indonesia, Belanda itu dikenal sebagai Kapten Raymond Pierre Paul Westerling.

Kota Medan menjadi gelanggang pertama keganasan Westerling di Indonesia. Dilansir Historia, ketika tahun 1945 bulan September ratusan parasut tampak mengembang di langit kota Medan. Jumlahnya sekira satu kompi pasukan. Bersama mereka, disediakan pula 180 pucuk senjata revoler. Lapangan terbang Polonia, Medan, menjadi tempat para prajurit lintas udara itu mendarat.

Tercatat dalam Medan Area Mengisi Proklamasi, hasil penyusunan tim Biro Sejarah Prima, pasukan asing itu datang di bawah pimpinan Letnan Raymond Westerling. Kedatangannya telah dinanti oleh Letnan Brondgeest, seorang perwira Angkatan Laut Belanda yang memimpin unit IV pasukan ADCS (Anglo Dutch Contry Section).

Keduanya berkolaborasi menegakan kekuasaan Belanda di wilayah (waktu itu) Sumatera Timur yang kaya akan hasil perkebunan. Brondgeest bertugas mengurusi oranganisasi pemerintahan, sedang Weterling menyusun kekuatan pasukan. Dalam waktu singkat ia mampu membentuk pasukan polisi berkekuatan 200 orang. Mereka terdiri dari orang Belanda, Indo-Belanda, dan jebolan tentara KNIL (Koinklijk Nederlands Indisch Leger).

Westerling pun menjadi kepala dinas intelijen Belanda. Berkantor di Medan, ia memegang jaringan untuk setengah pulau Sumatera. Saat menjalankan tugasnya, acap kali Westerling bertindak brutal. Tentang kekejamannya itu pernah diceritakan seorang opsir Inggris yang menyaksikan langsung tindakan tidak masuk akal dari Westerling.

Waktu sedang asik minum kopi di pemondokannya, Westerling memperlihatkan kepala seorang Indonesia dari dalam keranjang sampah. Dengan santai ia menceritakan kepala itu milik seorang “ekstrimis” yang berhasil dihabisi setelah cukup lama diintai.

“Jam empat pagi aku masuk ke kamar mandi dan menyuruh pengacau itu berpusing. Sekali penggal dengan pedangku aku memisahkan kepala dari badannya,” kata Westerling kepada si opsi Inggris seperti dikutip K’tut Tantri dalam Revolusi di Nusa Damai.

Pada tahun 1946 bulan Juli, Westerling dipindahkan dari seksi intelijen ke satuan pasukan komando. Pemindahan itu sekaligus mengakhiri tugasnya di Medan. ia terkenal sebagai sosok pembunuh berdarah dingin. (Jeng)

redaksi

jurnalistik yang jujur anti hoax & Fitnah, Berimbang & tepat sasaran menuju Era informasi damai dengan Solusi

Recent Posts

Satu Lagi Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan Dua Unit Kapal Tunda Pada PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo) Belawan Di Tahan Penyidik Pidsus Kejati Sumut

medanoke com- MEDAN, Penyidik Tindak Pidana Khusus Kejati Sumatera Utara kembali melakukan penahanan terhadap 1…

1 jam ago

Rabu Ini Puluhan Awak Media Akan Demo di Mapoldasu Terkait Pemukulan Wartawan di PT. UG

Elin Syahputra dan Dedi Irawandi Lubis berjalan menuju Mapoldasu MEDAN, medanoke.com | Dua orang Jurnalis/Wartawan…

19 jam ago

Pelindo Regional 1, Inisiasi Program Difabel untuk Semakin Berdaya

medanoke.com - Medan, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 1 Melalui program Tanggung Jawab…

21 jam ago

Polisi Didesak Tangkap Para Pelaku Penganiaya Jurnalis Saat Aksi Demo Warga di PT Universal Gloves

medanoke.com- MEDAN, Berbagai elemen perkumpulan hingga organisasi jurnalis di Kota Medan mendesak agar Kepolisian Daerah…

1 hari ago

Aliansi Jurnalis Hukum: Tangkap Pelaku Intimidasi dan Pemukul Wartawan

Medan, medanoke.com | Perkumpulan Aliansi Jurnalis Hukum (AJH) mengecam keras aksi intimidasi dan penganiayaan terhadap…

2 hari ago

Puluhan Jurnalis Segera Demo Poldasu, Tuntut Pemukul Wartawan di PT. UG Segera Ditangkap

Medan, medanoke.com | Puluhan wartawan akan datangi kantor Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu), demi mempertanyakan…

3 hari ago

This website uses cookies.