Medanoke.com – Medan, Harimau merupakan binatang legenda yang hidup berdampingan dengan manusia, namun sampai saat ini statusnya terancam punah, mari kembali mengenal bintang buas satu ini agar tidak lenyap dari peredaran.
Melansir laman WWF (World Wide Fund for Nature) Indonesia, masyarakat Aceh menyebut Harimau Sumatra dengan sapaan Rimueng. Rimueng dipercaya merupakan jelmaan harimau putih dan harimau hitam yang menjaga makam Teuku Cot Bada, di daerah Pidie. Cerita beredar, Rimueng biasanya mendatangi makam setiap menjelang Magrib.
Sumatera Utara, Harimau dipanggil Ompung yang berarti kakek dalam bahasa Batak. Sebutan ini merupakan tanda hormat kepada orang yang dituakan. Terdapat pula legenda Batak Babiat Setelpang yang mengisahkan tentang harimau pincang yang menjaga ibu serta seorang anak yang diasingkan ke dalam hutan. Legenda ini secara tidak langsung mempengaruhi perilaku masyarakat di sana yang meminta izin saat memasuki hutan atau ladang kepada Babiat Setelpang sebagai penguasa hutan. Selain itu, masyarakat Mandailing juga percaya bahwa bila ada harimau memasuki pemukiman, itu artinya ada orang di pemukiman tersebut yang melakukan hal yang dilarang.
Kemudian, masyarakat Kerinci meyakini bahwa Harimau Sumatera merupakan jelmaan sahabat dan prajurit dari para roh leluhur mereka. Harimau disebut Imaw Srabat atau Imaw Ulubalang yang tinggal di punggung-punggung bukit di dalam hutan, muara, dan hulu sungai. Imaw Srabat merupakan pelindung manusia, menjaga hutan dan menghalau satwa buas masuk ke pemukiman. Masyarakat Kerinci juga berkeyakinan bahwa harimau harus dihormati, sehingga pantang bagi siapa pun yang masuk ke dalam hutan dan menyebut “harimau”. Mereka harus menyebutnya dengan panggilan layaknya manusia, seperti dio, diyau, atau hangtuo. Penghormatan ini karena harimau dianggap makhluk yang telah lebih dulu menempati wilayah Kerinci jauh sebelum kedatangan manusia.
Bila masyarakat melihat ada Harimau Sumatera yang masuk ke dalam pemukiman, maka ini menandakan bahwa ada larangan adat dan hukum moral yang dilanggar oleh orang yang ada di pemukiman tersebut. Karena peran pentingnya sebagai penjaga kedamaian di tanah Kerinci ini, masyarakat kerap mengadakan ritual dan memberikan sesajian oleh pemangku adat setempat.
Sudah diketahui bersama bahwa harimau merupakan binatang yang dihormati dan dilindungi, bahkan mitosnya pun tersebar pelbagai pulau Sumatera, namun saat ini populasinya hanya menyisakan tidak lebih dari 400 ekor. Jika hutan masih tetap dilestarikan serta terus ditanam, maka populasi harimau mampu meningkat sekaligus menjadi pertahanan kuat di dalam hutan. (Jeng)
Tidak hanya itu, jika ada masyarakat yang menemukan harimau yang mati, mereka akan menggelar tarian yang disebut “Ngagah Harimau”. Tarian ini ditujukan untuk menghibur roh harimau dan dipentaskan sebagai kegiatan ritual agar harimau dan masyarakat tetap damai dan terjauh dari konflik. Dalam ritual Ngagah Harimau, syair dibacakan untuk tiga harimau yang disebut Mangku Gunung Rayo, Rintek Ujan Paneh, dan Ulu Balang Tagea. Ketiga harimau ini diyakini memiliki perjanjian dengan nenek moyang masyarakat Kerinci untuk menjaga keharmonisan kehidupan mereka.
Bergeser ke tanah minang, di Minangkabau harimau disebut Datuak atau Inyiak dan dipercaya sebagai roh leluhur mereka. Datuak pun menjadi inspirasi aliran ilmu bela diri di sana, yakni silek harimau (silat harimau). Bela diri tersebut menggunakan senjata yang disebut kurambik, yakni sejenis pisau kecil yang merepresentasikan cakar harimau. Terdapat pula mitos yang mengatakan bahwa pesilat yang menguasai silek harimau dapat berubah wujud menjadi harimau.
www.medanoke.com- MEDAN,Calon Walikota Medan nomor urut 2 Prof Ridha Dharmajaya mengajak warga yang berdomisili di…
Yusuf Tambunan Medanoke.com-Rektor USU Muryanto Amin kabarnya tak diterge berjumpa dengan Ketua Harian DPP Partai…
Jakarta,Medanoke.com-Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, mendukung langkah Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas)…
Muslim Muis ; Tangkap Otak Pelaku dan Saksi Berat Oknum Kepolisian Yang Terlibat www.medanoke.com- Medan,…
www.medanoke.com- BELAWAN - Musda ke V Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Medan Belawan, yang diselenggarakan di…
www.medanoke.com- Medan, Ketua IMO Indonesia Provinsi Sumatera Utara H.Nuar Erde desak Kepolisian Sumatera Utara (Polda…
This website uses cookies.