
Deliserdang, medanoke.com | Senin (14/7/2025), ratusan siswa MTs Al Washliyah Petumbukan, Galang, terpaksa belajar diluar. Hal ini dikarenakan gedung sekolah yang selama ini dijadikan tempat mereka belajar disegel Pemerintah Kabupaten Deliserdang. Adapun menurut informasi yang diterima wartawan, penyegelan dilakukan oleh Dinas Pendidikan pada hari Minggu (13/7/2025).
Terkait hal ini, Kader Al-Washliyah Dr.KRT.H. Hardi Mulyono K Surbakti, SE., MAP. Yang tiba di lokasi mengecam kejadian tersebut. Menurut Hardi ini adalah perbuatan yang sewenang-wenang dan Zalim.
“Menurut saya, menurut kami keluarga besar Al-washliyah apa yang dilakukan Bupati Deliserdang hari ini adalah perbuatan zalim, ini kesewenang-wenangan, ini arogansi kekuasaan menurut saya, “jelas Hardi.
Adapun alasan Hardi mengatakan hal tersebut sesuai apa yang terlihat pada video yang beredar via chat WhatsApp adalah karena menurutnya perbuatan Pemkab Deliserdang tidak memiliki dasar.
“Saya ingin sampaikan bahwa, rapat terakhir tanggal 19 Juni tahun 2025, yang dipimpin oleh dia sendiri yang kemudian dilanjutkan oleh Lom Lom Suwondo sebagai wakil bupati, cuma dua keputusan yang diambil, “ujar Hardi.
Adapun dua keputusan tersebut menurut Hardi adalah sebagai berikut :
Pertama Al-Washliyah diminta membuat surat mohon hibah, yang diakui Hardi telah mereka buat.
Yang kedua, yaitu untuk pengaturan jam belajar di sekolah tersebut, yang akan dibahas kemudian.
“Cuma dua itu keputusan, “sambung Hardi menegaskan.
Dan masih menurut Hardi bahwa ada notulen atas rapat tersebut yang ditandatangani Wakil Bupati, Muspida, Kapolres, Kajari, Dandim, dll.
“Hari ini dia gembok, tanpa basa-basi, tanpa bicara, ini apa namanya kalau bukan zalim? “Ucap Hardi.
Hardi juga menegaskan bahwa mereka yang bersekolah disini adalah anak-anak dari Kabupaten Deliserdang, karena itu dia menganggap bahwa Bupati Deliserdang saat ini belum pantas jadi bapaknya Deliserdang karena telah mengabaikan pendidikan atas anak-anak di daerahnya.
“Saya ingin katakan bahwa yang sedang duduk dipinggir jalan ini semua adalah anak-anak bangsa, generasi muda bangsa, anak-anak Deliserdang, bukan dari luar. Oleh karenanya, dia belum pantas jadi bapaknya Deliserdang, karena ini anak-anak Deliserdang, bukan anak-anak daerah lain, “terang Hadi.
Adapun penyegelan MTs Al Washliyah Petumbukan, Galang ini disinyalir masih terkait dengan sengketa tanah seluas 35.000 meter per segi di Desa Pertumbukan, Kecamatan Galang.
Tanah itu sendiri merupakan milik Al Washliyah sesuai hasil putusan Mahkamah Agung-MA-yang sudah inkrah. Hanya saja di atas tanah tersebut, tadinya berdiri bangunan gedung milik Pemkab Deliserdang. Bupati sebelumnya, yaitu Amri Tambunan pernah memohon secara lisan kepada Al Washliyah agar diberi waktu 10 tahun untuk merelokasi bangunan-bangunan yang ada diatas tanah tersebut. Tahun 2019, Puskesmas pindah ke Desa Petangguhan. Tapi SMP 2 Galang belum. Lalu pada 4 Januari 2024, SMP 2 Galang pindah ke SD Negeri Pisang Pala. Namun pada tanggal 15 April 2025, Disdik Deliserdang mengirim surat pemberhentian pinjam pakai Gedung SMP 2 Galang.
Hardi Mulyo menyatakan bahwa Al-washliyah punya hak atas tanah ini yang berupa tanah wakaf, sedangkan tentang gedung harusnya hal tersebut dapat di bicarakan
“Kami punya hak atas tanah ini karena ini tanah wakaf, mereka punya gedung ini it’s oke ini kan bisa dibicarakan? “Ujar Hardi.
“Itu satu, kemudian kami masuk kesini juga bukan tanpa dasar, kami diizinkan oleh Bupati sebelumnya, ada surat resminya. Surat bupati sebelumnya untuk anak-anak Al-washliyah bersekolah disini. Kenapa? Karena kosong, kenapa kosong? Karena sudah ditinggalkan anak-anak SMP. Sudah tiga bulan kosong, terlantar gedung ini. Kami mohon kepada bupati waktu itu, waktu itu masih bupati yang lama belum bupati yang ini, dia izinkan, “sambung Hardi.
Adapun langkah yang diambil oleh Hardi Mulyo dan para kader Al-Washliyah adalah melaporkan hal ini kepada ketua DPRD. Dan tak lama berselang, bersama-sama dengan ketua DPRD Deli Serdang Zakky Shahri mereka membuka gembok yang menyegel sekolah. (Pujo)