Peran Internasional Aceh Pra Kolonialisme

www.medanoke.com,
Tercatat dalam sejarah sebagai daerah yang paling sulit ditaklukkan Belanda (VOC), Aceh juga memiliki peran di dunia Internasional sebelum terjajah (Pra Kolonial).

Aceh sempat beberapa kali mengirimkan Duta Besarnya ke luar negeri, sebagai bentuk peran serta secara politik, kultur & kesenian. adalah Tuanku Abdul Hamid (1602) Duta Besar Pertama Kesultanan Aceh Darussalam Untuk Kerajaan Belanda. beliau dikirim oleh Sultan Saidil Mukamil Riat Syah IV (1585 – 1604 M).

Selain sebagai Duta Besar  pertama bagi Kesultanan Aceh Darussalam di Eropa, dalam misi diplomasi, kehadiran Tuanku Abdul Hamid di dunia internasional juga merupakan Diplomat orang Malayu pertama ke Eropa.

Bahkan untuk mengenang Tuanku Abdul Hamid diukir sebuah prasasti berejarah mengenai persahabatan Kesultanan Aceh Darussalam dengan Eropa, termasuk Kerajaan Belanda didalamnya.

Pada abad ke 16, Kesultanan Aceh pernah mendapat Undangan langsung dari Pangeran Maurits, cikal bakal Kerajaan Belanda. Undangan ini dimaksud sebagai pengakuan Kesultanan Aceh yang berdaulat terhadap Kerajaan Belanda yang baru saja merdeka dari penjajahan Spanyol. untuk itu Sultan Aceh mengirimkan Tuanku Abdul Hamid, yang disertai sertai Deputi dan Anggota yang terdiri dari Mr. Hasan & Laksamana Sri Muhammad.

Rombongan utusan dari Aceh ini tiba pada Agustus 1602. saat berada di Belanda mereka di temani oleh Leonard Werner sebagai Penerjemah. Delegasi ini disambut langsung oleh Pangeran Maurits di sertai upacara sambutan kenegaraan dan isi dengan acara saling bertukar cenderamata.

Karena sakit, Tuanku Abdul Hamid kala itu telah berusia 71 tahun pun meninggal dunia dan tidak sempat kembali ke Aceh. ia di makamkan melalui prosesi pemakaman kebesaran sebagai penghormatan Kerajaan Belanda terhadap Diplomat yang secara resmi dikirim oleh Kesultanan Aceh. ia pun dimakamkan  di halaman Gereja St. Pieters Middelburg yang saat itu merupakan ibukota Provinsi Zeeland, Belanda. Monumen/ Prasasti pun didirikan untuk mengenang Almarhum Tuanku Abdul Hamid.

Setelah beberapa kali pemugaran, Monumen/ Prasasti tersebut akhirnya diresmikan oleh Pangeran Bernhard pada 24 Oktober 1978 dan upacara nya pun dihadiri oleh Drs. Garnawan Dharmaputera,  sebagai Duta besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda.

Sepeninggal Duta Besar Tuanku Abdul Hamid, Mir Hasan dan Laksamana Sri Muhammad yang kala itu menjadi deputinya tetap berada di Belanda selama 16 bulan, untuk Berbagi kegiatan dan acara  Pengenalan dan Pertukaran Budaya antara Malay Archipelago dan Eropa.
(aSp/Ist)

redaksi

jurnalistik yang jujur anti hoax & Fitnah, Berimbang & tepat sasaran menuju Era informasi damai dengan Solusi

Share
Published by
redaksi

Recent Posts

Pengembangan TPQ Al-Muhajirin, Pemko Medan Dukung Terwujudnya ‘Kampung Alquran’ di Garu VI

MEDAN, medanoke.com | Niat H. Ahmad Muhajir menjadikan lingkungan tempat tinggalnya di Garu VI Kelurahan…

2 jam ago

Perwakilan Ombudsman RI Sumut Sayangkan Aksi Mogok Kerja Para Dokter Spesialis di UPT RSUD Kotapinang

Medan, medanoke.com | Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara sangat menyayangkan aksi mogok kerja…

2 jam ago

Edy Sinuraya Harusnya Paham Bahwa Kerja Jurnalis Dilindungi Oleh Undang-undang

Medan, medanoke.com | Makin santer pembicaraan mengenai sekretaris Komisi E DPRD Sumatera Utara, Edi Surahman…

3 jam ago

PERMAK : Jangan Cuma Saiful Abdi, Tangkap Juga Mantan Pj Bupati Langkat Faisal Hasrimy

Medan, medanoke.com | Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejati Sumut) diminta menetapkan mantan Pj Bupati Langkat,…

3 jam ago

Kadis Dukcapil Deli Serdang Dipolisikan Buntut Dugaan Pengrusakan Kantin

Diduga preman suruhan saat menghancurkan kantin milik Fatmiyati (ist) Deli Serdang, medanoke.com | Kepala Dinas…

6 jam ago

Setahun Dilaporkan, Dugaan Korupsi ADD Sideak Samosir Senilai 1 Miliar Lebih Masih Mengendap di Kejati Sumut

medanoke.com- MEDAN, Warga Desa Sideak Kecamatan Palipi Kabupaten Samosis menggruduk Kejati Sumut, Selasa (16/9/2025). Mereka…

7 jam ago

This website uses cookies.