Irwan Supadli, ST. MKes
Ketua Umum KBPII Sumut
www.medanoke.com- MEDAN, Perhelatan Pilpres 2024 baru saja berakhir. Masih tersimpan memori akan perjalanan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan sikap tegasnya memilih berada dalam barisan blok perubahan dan secara historis juga dianggap partai yang mewakili ummat Islam.
Namun belakangan, banyak yang kecewa dengan keputusan PKS yang mengusung Bobby Nasution di pilkada Sumut.
Alasan bahwa PKS takut terjebak seandainya PDIP mencalonkan sosok Non Muslim bukanlah alasan untuk memutuskan segera. Apalagi, jika alasan PDIP yang belum jelas ke Edy Rahmayadi juga bukanlah suatu urgensi untuk memutuskan ‘segera’ dengan Bobby Nasution, karena Bobby tanpa PKS pun sudah siap berlayar.
Seharusnya PKS bisa lebih sabar menanti keputusan PDIP untuk menjaga kesepakatan siap berkoalisi dengan PDIP.
Jika PDIP akhirnya mengusung sosok Non Muslim tentu bisa menjadi alasan yang kuat untuk PKS meninggalkan Edy dan merapat ke Bobby Nasution.
Pilihan PKS ke Bobby apakah sudah benar? Mengingat PKS pasti memahami persoalan pembangunan di kota Medan banyak yang mangkrak.
Pengelolaan kas daerah yang kurang baik, serta hadirnya isu perselingkuhan yang merebak ke publik.
Tak hanya itu ada indikasi terhadap kasus yang dibongkar Benny Basri tentang Nikel yang dilaporkan LPB. Dan terkini kasus Blok Medan di pertambangan Maluku Utara.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. PKS secara resmi telah mengusung menantu Presiden Jokowi itu.
Pilihan PKS itu pun seolah membuat prahara di internal lingkup mereka. Hampir di seluruh grup-grup WhatsApp PKS terjadi gempa bumi, tergoncang, bahkan ada kader yang shock, makanpun sudah tak selera dan perlu waktu menenangkan diri.
Tentu ini juga nantinya akan berimbas ke seluruh pilkada yang ada di Indonesia. Bisa Jadi PKS musuh blok perubahan. Sangat disayangkan.
Untuk Kota Medan selayaknya ini menjadi pelajaran. Apalagi dikabarkan jika Ketua Umum PSI, Kaesang meminta PKS jadi wakil PSI dengan sosok Aulia Rahman sebagai kader yang mereka usung sebagai calon walikotanya.
Atau juga nama-nama yang tidak jelas elektabilitasnya untuk menjadi Pasangan PKS, tentu ini bisa menimbulkan PKS di Blok yang kalah karena bukan saja menimbulkan gempa bumi bahkan bisa menimbulkan Tsunami.
Solusi untuk menghidari kerusakan yang lebih berat untuk Pilkada kota Medan, PKS sudah sewajarnya berkoalisi dengan PDIP sebagai partai pemenang Pileg Kota Medan 2024 dengan raihan 9 kursi.
PKS sebagai runner up dengan perolehan 8 kursi tentu sangat layak berkoalisi dengan komposisi mengusung calon wakil walikota dan PDIP si pemenang yang mengusung walikotanya.
Jika partai pemenang pertama dan kedua bergabung dengan mesin yang militan dan solid sejatinya akan membawa PKS kembali dalam blok pemenang dan secara otomatis juga badai Tsunami dapat terhindarkan dan yang terpenting luka dan kecewa pemilih akan terobati.
Saatnya menanti pilihan bijak PKS. Apakah berada dalam blok pemenang atau semakin menegaskan diri sebagai musuhnya blok perubahan?
Yusuf Tambunan Medanoke.com-Rektor USU Muryanto Amin kabarnya tak diterge berjumpa dengan Ketua Harian DPP Partai…
Jakarta,Medanoke.com-Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Sugiat Santoso, mendukung langkah Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas)…
Muslim Muis ; Tangkap Otak Pelaku dan Saksi Berat Oknum Kepolisian Yang Terlibat www.medanoke.com- Medan,…
www.medanoke.com- BELAWAN - Musda ke V Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Medan Belawan, yang diselenggarakan di…
www.medanoke.com- Medan, Ketua IMO Indonesia Provinsi Sumatera Utara H.Nuar Erde desak Kepolisian Sumatera Utara (Polda…
"BPOM itu bukan lembaga yang mendukung bisnis. Tapi lembaga yang dibentuk untuk menjaga dan melindung…
This website uses cookies.