Binsar Simarmata Desak Kapolda Ambil Alih Kasus  Siswa Yang Tewas Dihukum Lompat Jongkok Di Deli Serdang

Binsar Simarmata anggota DPRD Kota Medan.Foto ist

www.medanoke.com – Medan, Anggota DPRD Kota Medan, Binsar Simarmata mendesak agar Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto untuk mengambil alih kasus Rindu Syahputra Sinaga siswa SMP Negeri I STM Hilir, yang tewas sepekan kemudian susai diganjar hukuman oleh gurunya berupa lompat jongkok (squat jump) 100 kali.

” Kita mendesak agar kasus meninggalnya adik kami seorang siswa SMP Negeri I STM Hilir segera diusut secara tuntas. Ingat kasus ini jangan ditutupi harus terang benderang. Walau pun ini bukan ranah kami, tapi mewakili suara rakyat dan juga suara keluarga. Dan saya atas nama pengurus PPTSB (Parsadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru) wilayah Medan Baru/ Polonia mendesak agar aparat penegak hukum segera mengambil sikap atas kasus ini ,” tegas Binsar Simarmata kepada wartawan, Sabtu (28/9).

Dalam hal ini, Binsar Simarmata, Anggota DPRD Medan 2024- 2029, berharap agar kasus ini segera diambil alih oleh pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara .

” Kita mendorong agar saudara Kapolda Sumut bisa memberikan perhatian khusus atas kasus ini. Karena tindakan ini selain melanggar hukum juga telah mencoreng citra pendidikan ,” ucap Binsar yang juga tokoh pengerak dunia pendidikan.

Ia juga berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang tidak agar segera membentuk tim investigasi kasus tersebut.

” Disdik Deli Serdang jangan diam atas kasus ini segera bentuk tim investigasi.Dan secara politik kita akan meminta perwakilan kader Partai Perindo di DPRD Deli Serdang untuk memanggil pihak Disdik ,” tegas Binsar.

Dikatakan, Binsar bahwa kasus tersebut saat ini sudah menjadi perhatian utama pengurus PPTSB (Parsadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru).

” Ingat kasus ini menjadi perhatian utama dari pengurus wilayah PPTSB (Parsadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru) dengan memberikan advokasi bantuan hukum kepada keluarga.Jadi, sekali lagi kami minta Polda Sumut harus mengusut kasus ini.Mari seluruh pengurus PPTSB kita kawal kasus ini jangan sampai mandek atau berjalan ditempat ,” tegas Binsar yang mendorong agar PPTSB wilayah Deli Serdang juga bersuara.

Sebelumnya, sempat viral di media sosial, seorang siswa SMP Negeri 1 STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang bernama Rindu Syahputra Sinaga (14 thn) tewas diduga setelah dihukum gurunya lompat jongkok (squat jump) hingga 100 kali.

Kasus tersebut viral di media sosial lewat unggahan yang menampilkan kolase foto jenazah korban. Korban yang merupakan warga Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir itu meninggal dunia, Kamis (26/9) usai sempat menjalani perawatan di RSU Sembiring Deli Tua.

“Rindu Syahputra Sinaga meninggal dunia pasca dihukum squat jump 100 kali oleh oknum guru honor agama SMP 1 STM Hilir dikarenakan tidak mengerjakan tugas sekolah,” demikian narasi unggahan itu.

Ibu korban, Yuliana Padang menjelaskan kronologi hukuman yang diterima anaknya tersebut.

Ia mengatakan korban dihukum squat jump oleh gurunya, Kamis (19/9).

Yuliana bercerita, anaknya sempat mengaku padanya bahwa dia dihukum guru agamanya untuk squat jump sebanyak 100 kali. Hukuman itu diterimanya karena tidak dapat menghapal materi yang diberikan guru.

“Dihukum squat jump, 100 kali anak saya cakap (ungkapkan). Gara-gara dibilang anak saya disuruh menghapal alkitab, dia tidak hapal, jadi itu dikasih hukumannya,” sebutnya.

Yuliana juga menyebut sang anak sempat meminta agar guru agama yang menghukumnya dipenjara agar tidak terjadi hal yang serupa terhadap siswa lan. Namun, kata Yuliana, sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah terkait kematian anaknya tersebut.

“Hari Kamis di hukum guru, dia (korban) mengeluh kakinya sakit. Hari Jumat dia demam panas tinggi, baru hari Sabtu dia nggak sekolah lagi karena kesakitan,” kata Yuliana usai pemakaman korban, Jumat (27/9).

Ibu korban pun membawa korban ke klinik. Selain mengalami demam, kaki korban juga bengkak. Kemudian, pada Selasa (24/9), Yuliana mendatangi sekolah korban untuk memberitahu bahwa korban tidak dapat masuk sekolah karena sedang sakit bahkan kondisinya semakin parah.

Yuliana juga membawa anaknya kembali ke klinik terdekat namun pihak klinik merujuk korban ke RSU Sembiring Deli Tua. Pada Kamis (26/9) pagi, korban dinyatakan meninggal dunia.

Permasalahan ini sendiri telah ditangani oleh tim LBH Parsadaan Pomparan Toga Sinaga dohot Boruna (PPTSB) se Dunia yang dipimpin oleh Dwi Ngai Sinaga, SH yang juga Ketua DPC Peradi Medan.(aSp/ist)

redaksi

jurnalistik yang jujur anti hoax & Fitnah, Berimbang & tepat sasaran menuju Era informasi damai dengan Solusi

Recent Posts

Masyarakat Korban Banjir Deliserdang Masih Memerlukan Perhatian

Seorang bocah di lokasi terdampak banjir dengan tubuh penuh lumpur, di dekatnya teronggok bantuan berupa…

2 jam ago

Hari Kamis 7 TPS di Kota Medan Pemungutan Suara Ulang

Tangkapan layar tiktok terjadinya dugaan pelanggaran di kelurahan Rengas II (ist) Medanoke.com - Proses pelaksanaan…

2 jam ago

KSS Kunjungi dan Salurkan Bantuan ke Masyarakat Korban Banjir Deliserdang

Deliserdang, Medanoke.com-Meski harus melewati jalan yang menanjak dan menurun di tengah  turunnya gerimis namun para…

7 jam ago

Rakorda II BAN PDM Sumut Digelar, Sudah Akreditasi 3.056 Satuan Pendidikan

www.medanoke.com- MEDAN, Rakorda II Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah…

10 jam ago

Sambut Hakordia, Kejati Sumut Luhkum di SMA N 14 Medan : Jujur Adalah Langkah Awal Melawan Korupsi

www.medanoke.com- MEDAN, Jelang peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) yang jatuh tepat  tanggal 9 Desember,…

1 hari ago

Sambangi Polrestabes Medan, Riki Agasi Tuntut Keadilan atas Kriminalisasi yang Dialaminya

www.medanoke.com- Medan, Riki Agasi bersama kuasa hukumnya, Nikmat Datuk Gea, SH, mendatangi Polrestabes Medan, Senin…

1 hari ago

This website uses cookies.