www.medanoke.com – MEDAN | Pasca pemberitaan bentrokan antar organisasi kepemudaan (OKP) yang terjadi di persimpangan Jalan Halat – Jalan Bakti, Medan dan lima kasus yang mengendap lama di Mapolrestabes Medan, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Marbun SH SIK MH mengaku akan mengecek informasi tersebut, Minggu (03/03/2024).
Hal tersebut disampaikan Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Sahala Marbun SH SIK MH. “Tks infonya lae dicek,” jawabnya singkat via WhatsApp (WA).
Berita sebelumnya, kinerja aparat kepolisian khususnya Polrestabes Medan, terlihat menurun. Pasalnya, lima kasus yang sudah bertahun-tahun masih mengendap di Mapolrestabes Medan dan tidak ada perkembangannya hingga saat ini, Sabtu (02/03/2024).
Informasi yang diperoleh awak media ini, adapun kelima kasus yang bertahun-tahun lamanya mengendap di Mapolrestabes Medan yakni kasus yang dialami Mangiring Sulastri Sitorus yang membuat LP pada tanggal 21 April 2015, dengan LP nya No : LP/978/IV/2015/SPKT RESTA dengan penyidiknya Bripka Lasdoyan Silalahi.
Mangiring Sulastri Sitorus sangat kesal dimana kasus yang dialaminya tidak ada perkembangan. Tak hanya itu, Mangiring Sulastri Sitorus juga sudah memberikan semua alat bukti terkait kasus yang dialaminya kepada penyidik kepolisian Polrestabes Medan, tapi sama sekali tidak ada perkembangan.
“Saya sendiri yang mengusahakan alat buktinya untuk keperluan kasus yang saya alami. Tapi, sampai detik ini, tidak ada juga perkembangan kasus yang terjadi sama saya,” katanya.
Selanjutnya, kasus korupsi Dana Sertifikasi Guru tahun 2012 di Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Medan yang menelan biaya Rp 38 Milliar. Saat Kasat Reskrim Polrestabes Medan dipimpin Kompol Wahyu Bram SH SIK, sudah hampir ada titik terang. Namun, kasus tersebut tidak ada titik terangnya setelah beberapa kali pergantian Kasat Reskrim Polrestabes Medan.
Lalu, kasus Korupsi Alkes RSU dr Pirngadi Medan ; kasus yang dialami Juniwati Simarmata sesuai dengan Surat Tanda Bukti Laporan Polisi, Nomor : LP/190/K/II/2018/SPKT I, tanggal 12 Februari 2018, dan terakhir kasus penganiayaan hingga menewaskan Fahmi Rozi disalah satu tempat hiburan malam tepatnya di X3, Yanglim Plaza, Medan.
Fahmi Rozi meninggal dunia setelah dianiaya Dw, di X3, Yanglim Plaza, pada Desember 2016 silam. Kasus tersebut tidak ada titik terangnya dimana pelaku tak kunjung ditangkap. Tak hanya itu, keberadaan Dw, pun hingga saat ini tidak diketahui dimana.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Agung Setya Effendi SH SIK MSi, yang dihubungi via telepon selulernya tak menjawab. Saat dikirim pesan singkat via WhatsApp (WA), Irjen Pol Agung Setya Effendi SH SIK MSi juga tak membalas.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi SH SIK mengatakan, agar mempertanyakan perihal informasi tersebut ke Polrestabes Medan. “Silahkan ke Polrestabes medan ya,” jawabnya singkat.
Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Marbun SH SIK MH dan Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba SH MH, yang dihubungi via telepon selulernya tak menjawab. Saat dikirim pesan singkat, kedua pejabat teras Polrestabes Medan itupun tak menjawab.
Lalu berita, bentrokan dua kubu organisasi kepemudaan (OKP) yang terjadi di persimpangan Jalan Halat – Jalan Bakti, Kecamatan Medan Area, Medan, Selasa (27/02/2024) dinihari 03.00 WIB, pihak kepolisian Polsek Medan Area, tak tahu bentrokan tersebut. Hingga berita ini dituliskan, pihak kepolisian Polsek Medan Area, mengaku tidak mengetahui peristiwa tersebut.
Informasi yang diperoleh awak media ini, Jumat (01/03/2024), bentrokan tersebut pecah setelah kedua belah pihak bertemu di persimpangan Jalan Halat – Jalan Bakti, Kecamatan Medan Area, Medan, pada Selasa (27/04/2024) dinihari 03.00 WIB. Belum diketahui penyebab pasti bentrokan kedua belah pihak tersebut dan langsung bentrok begitu bertemu.
Akibat bentrokan tersebut, satu orang pemuda mengalami luka bacok pada bagian kepala belakang. Puluhan orang tersebut dari kedua belah kubu yang terlibat itu saling lempar menggunakan batu dan kayu bahkan saling meletuskan petasan kembang api.
Ahmad Putra, salah seorang warga sekitar mengatakan, kejadian tersebut terjadi secara tiba-tiba dan langsung. Pertama mereka kumpul-kumpul di Jalan Bakti sebelah warkop itu dan tiba-tiba dari arah kanan kirinya langsung terjadi penyerangan,” kata Ahmad.
Sambung Ahmad, informasi terjadi keributan dan bentrokan tersebut dipicu sakit hati hingga berujung aksi balas dendam oleh kedua kubu. “Sebelumnya mereka sudah bentrok (perang) terlebih dahulu, tapi, dari pihak organisasi yang dari Denai mundur lagi. Tidak lama lagi, mereka datang dengan massa yang ramai,” bebernya.
Hal senada juga disampaikan Abdul Manan, warga yang sedang melintas. Dijelaskan Abdul Manan, kedua kubu bentrok dan membuat jalan menjadi macet dan seorang pemuda luka kena bacok. “Ada yang luka kena bacok dan sudah dibawa ke RS Madani tadi saya lihat,” jelasnya.
Informasinya, seorang pemuda mengalami luka bacok pada bagian kepala saat bentrokan. Mengetahui ada yang luka, lalu bentrokan pun bubar dan pemuda yang mengalami luka bacok tersebut pun dibawa temannya ke RS Madani, untuk mendapatkan perawatan medis.
Kapolsek Medan Area, Kompol Hendrik Fernandes Aritonang SIK MM, saat dihubungi via WhatsApp (WA), tak menjawab. Saat dikirim pesan singkat via WhatsApp, juga tak menjawab.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Medan Area, Iptu Harles Gultom mengaku, tidak mengetahui peristiwa bentrokan tersebut. “Tidak tahu Lae. Belum monitor Lae,” jawabnya singkat via WhatsApp. (Jhonson Siahaan)
TEKS FOTO : Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy John Sahala Marbun SH SIK MH. (istimewa)