
Medan, medanoke.com | Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) kembali menorehkan inovasi kreatif dalam bidang pendidikan inklusif. Mereka meluncurkan sebuah karya komik edukasi berjudul “Mathcomic: Matematika Bukan Monster”, sebuah karya yang dirancang khusus untuk membantu siswa penyandang tunarungu memahami konsep matematika dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
Adapun mereka adalah Kanaya Eka Syahputri, Nabilla Aulia Silaen, Yanna Radhita, Elvina Puspita Sari dan Siti Aisyah.
Para siswa tunarungu pun bisa merasakan bahwa “Mathcomic Matematika Bukan Monster” membuat pelajaran matematika lebih mudah dipahami. Mereka yang tadinya merasa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, kini akan lebih mudah memahami, karena pelajaran ini disajikan dalam bentuk cerita bergambar penuh warna, dan dilengkapi dengan video animasi yang sangat menarik dan mudah di mengerti.

Menurut mereka yang telah mencoba, belajar jadi terasa menyenangkan dan materi pelajaran jadi lebih bisa dipahami.
Menanggapi hal ini, pihak sekolah yang menjadi objek sampel dalam hal ini Kepala sekolah SLB Karya Murni Jl. H.M. Joni Medan Ibu Epi Samosir S.Pd, M.Psi. mengungkapkan “Bahwa Mathcomic sangat membantu proses pembelajaran inklusif.”
Menurut Ibu Epi, sistem pelajaran seperti ini membuat siswa tunarungu lebih percaya diri, antusias, dan tidak lagi menganggap matematika sebagai pelajaran yang membosankan.
“Mathcomic sebagai inovasi edukatif yang efektif dan layak digunakan secara luas di sekolah,” ujarnya.
Hal senada juga dikatakan Kepala Sekolah SLB ABC Melati Medan Ibu Nurbaya, SPd.

“Buku ini bisa dijadikan solusi untuk meningkatkan minat belajar matematika yang selama ini kurang disukai para siswa.”
Selain itu, Dosen Pendamping PKM-K mereka, Ibu Nur ‘Afifah, S. Pd., M. Pd., turut memberikan apresiasi atas lahirnya karya ini.
“Komik Mathcomic: Matematika Bukan Monster” ini merupakan wujud nyata kreativitas mahasiswa yang tidak hanya berpikir akademis, tetapi juga peduli terhadap kebutuhan pendidikan inklusif. Anak-anak tunarungu seringkali mengalami kesulitan memahami konsep abstrak, dan media visual seperti komik ini adalah solusi tepat untuk menjembatani hambatan tersebut, “ujarnya.
Menurut Nur’Afifah, inovasi ini lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Komik Mathcomic dikembangkan dengan mengusung model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), yang memadukan keterampilan membaca, menulis, serta kerja sama, sehingga mampu memvisualisasikan konsep abstrak matematika secara lebih sederhana dan kontekstual.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras tim mahasiswa yang mampu menggabungkan inovasi, semangat kewirausahaan, dan kepedulian sosial dalam satu produk. Harapan saya, Mathcomic dapat diproduksi secara lebih luas agar bisa menjangkau banyak sekolah luar biasa (SLB) serta menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berinovasi di bidang pendidikan.” lanjut Ibu Dosen itu.

Adapun komik Mathcomic menyajikan alur cerita, karakter, dan ilustrasi yang dekat dengan keseharian anak. Setiap konsep matematika dijelaskan lewat percakapan ringan antar tokoh, sehingga siswa tunarungu lebih mudah menangkap makna dan pesan yang ingin disampaikan.
Harapan dari tim pembuat, kedepannya peluncuran komik ini akan mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, khususnya komunitas pendidikan inklusif. Mereka juga berharap Mathcomic dapat diproduksi lebih masif sehingga menjangkau lebih banyak sekolah dan siswa tunarungu di berbagai daerah.
Dengan adanya karya ini, mahasiswa UMSU sekali lagi membuktikan peran aktifnya dalam menghadirkan solusi nyata di dunia pendidikan.
Mereka mengukuhkan pesan penting bahwa matematika bukanlah monster, melainkan sahabat yang membantu manusia berpikir logis, kritis, dan kreatif.(Pujo)