
Medan, medanoke.com | Istri Bapak Siahaan yaitu Bunga Ria Br togatorop/Opung Moris (71), menghembuskan napas terakhirnya Selasa Malam 7/10/2025 pada sekitar pukul 11.35. di RS Sembiring Deli Tua setelah diopname sejak 21/9/2025.
Suasana duka terlihat menyelimuti rumah di Gg. Sahabat, dimana jenazah almarhumah disemayamkan untuk terakhir kali, sebuah ambulance juga terlihat terpakir di depan rumah.
Adapun ibu ini sebelumnya merupakan bagian dari warga yang memprotes aktivitas dan keberadaan gudang penyimpanan cangkang sawit milik PT. Universal Gloves (PT. UG), karena merasa kehidupannya terdampak langsung oleh aktivitas disana.
Menurut pantauan wartawan dilokasi, bagian belakang rumah duka ini memang tepat bersebelahan dengan lokasi penimbunan cangkang PT. Universal Gloves. Dari arah tersebut terlihat sangat jelas atap dan kerangka besi menjulang milik gudang penyimpanan dan pengolahan cangkang PT. UG.
Menurut Putra Almarhumah, yaitu N. Siahaan bahwa sebelumnya ibunya sudah sering mengeluhkan bau cangkang yang rutin terbawa angin menyambangi kediaman mereka, membuat napasnya sesak.
“Ibu saya memang mengidap asthma bang, dan kondisi seperti ini (dimana bau menyengat setiap hari, terutama disaat sehabis hujan) sangat tidak nyaman bagi beliau, “ujar N. Siahaan.
Selain itu N. Siahaan juga menjelaskan bahwa sudah beberapa kali ibunya tersebut diopname semenjak gudang penimbunan dan pengolahan cangkang tersebut beroperasi.
Tak jauh dari situ, seorang warga yaitu Ibu Pon (77), yang ditemui wartawan, juga baru saja keluar dari rumah sakit karena merasakan pusing dan mual. Menurut ibu Pon dirinya merasa pusing dan mual saat penyemprotan zat kimia di penyimpanan dan pengolahan cangkang berlangsung.
Menurut putri ibu Pon yaitu Kr, selain bau yang tidak sedap berasal dari tumpukan cangkang yang wartawan dilokasi juga menciumnya, suara mesin berat yang beroperasi juga sering membuat mereka terkejut, itu ditambah lagi berbagai serangga yang jadi rutin menyambangi kediaman mereka seperti serangga kecil yang sering disebut warga lokal sebagai agas.
Wartawan menyaksikan sendiri serangga ini berterbangan disana-sini berkelompok di halaman rumah ibu Pon dan di rumah-rumah lain disekitar gudang.
“Gatal kalau digigit agas bang, “ujar Kr. menjelaskan. Kr. juga menjelaskan gigitan serangga itu menyebabkan ketidaknyamanan karena menimbulkan iritasi di kulit.
Masih diseputaran rumah duka, ada seorang warga lain yang juga sudah berusia lanjut bernama ibu Rum yang mengalami sakit dan memiliki keluhan yang kurang lebih sama dengan penjelasan ibu Pon, dan ibu Rum juga sudah bolak-balik berobat ke puskesmas.
Harapan dari para warga yang faktanya jauh lebih dulu tinggal dilokasi sebelum gudang cangkang didirikan, adalah agar gudang tersebut dipindahkan jauh dari pemukiman mereka demi alasan kesehatan dan hidup normal. (Pujo)