
Patumbak, medanoke.com | Gelombang protes yang bergulir sejak beberapa bulan lalu terhadap aktivitas gudang penimbunan dan pengelolaan cangkang sawit milik PT. Universal Gloves (PT. UG) di Jalan Pertahanan No.17, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang belum berakhir. Bukan hanya di dunia nyata namun sampai hari ini masih terdapat pro dan kontra diberbagai platform media sosial.
Di kolom-kolom komentar berbagai status medsos yang menampilkan tentang perselisihan antara PT. Universal Gloves dan warga, terlihat berbagai orang dari berbagai golongan, dan mungkin kepentingan, masih ramai saling bantah untuk menampilkan versi siapa yang paling benar.
Lantas seperti apa sebenarnya faktanya? Mari kita simak bersama laporan khusus dari medanoke.com.
Pada bulan April tahun 2025, berdirilah gudang penyimpanan cangkang ditengah pemukiman penduduk yang berada di Gang Sahabat, Gang Listrik, dan Gang Sejahtera.
Menurut warga di lokasi yang ditemui awak media, awalnya mereka para warga tenang-tenang saja dengan pendirian bangunan ini, karena tidak menyangka bangunan termaksud akan dijadikan tempat menimbun cangkang sawit yang bau. Karena di wilayah mereka memang banyak pabrik berdiri, dan itu sudah terjadi bertahun-tahun.
Namun, sesudah cangkang sawit mulai masuk ke gudang, masalah pun mulai timbul. Kalau dalam istilah Medan ada kata “ambus” biasanya kata ini digunakan karena kesal dan ingin mengusir misalnya “ambus lah kau, “(pergi lah kau), yang sepertinya kata ini berasal dari kata hembus atau tiup, mungkin maksud warga yang geram, kalau bisa gudang ini di ambus hingga pindah ke planet mars.
Bau, dari berbagai berita sebelumnya warga mengaku bahwa bau cangkang ini tidak mengenakkan (hal ini dirasakan langsung oleh wartawan di lokasi). Menurut warga, bau akan semakin menyengat diwaktu cuaca sedang panas, ataupun setelah hujan. Pada pertemuan pihak PT. UG dan warga di kantor desa, Drs. Sartono yang mewakili pihak PT. UG mengatakan jangan berasumsi berdasarkan penciuman, dan menganjurkan untuk menunggu hasil uji lab dari pihak berwenang.
Hal ini langsung dibalas seorang warga yang hadir, “kalau begitu, coba karyawan bapak saat bekerja jangan memakai masker,” yang disambut riuh para warga lainnya.
Beberapa bangunan rumah warga retak, hal ini tidak bisa dikaitkan langsung dengan aktifitas alat berat di lokasi, namun beberapa saat lalu setelah berita-berita mencuat, beberapa orang dari PT. UG mulai bergerilya mendatangi rumah warga, mengajak warga berandai-andai, “andai kami kerjakan, kerusakan rumah warga ini, sekitar satu atau dua hari sudah selesai.” Ini disampaikan seorang warga kepada wartawan, dan ini memicu kekesalan dari Penasehat Hukum Warga Riki Irawan SH. MH. Dimana Riki setelah mendengar berita ini, menegaskan dan meminta warga agar jangan mau dipecah belah, jangan karena perorangan dibantu lalu lupa niat awal agar gudang cangkang sumber permasalahan ini pindah sejauh mungkin ditempat yang tidak ada penduduknya.
Penyemprotan cangkang, masih menurut perwakilan pihak PT. UG a/n Drs. Sartono (Manajer Produksi PT. UG), sewaktu diadakan pertemuan dengan warga di Kantor Desa (Selasa, 28/10/2025), mereka sudah mengantisipasi bau yang ditimbulkan tumpukan cangkang sawit dengan menyemprotkan cairan yang sekilo harganya 2,5 juta-an. Menurut Sartono juga, mereka membeli cairan yang disebut sebagai one clean ini dari dinas lingkungan tanpa merinci lebih jauh dinas lingkungan mana yang dirinya maksud.
Dugaan terkontaminasinya Air Tanah, ini juga sesuatu yang tidak dapat dikaitkan langsung dengan aktifitas di dalam gudang penyimpanan/penimbunan/pengolahan cangkang sawit. Perlu penelitian oleh tenaga ahli melalui uji lab, yang mana hal ini sedang berproses sejak turunnya pihak Ditreskrimsus unit III Tipiter Polda Sumatera yang datang bersama dua orang dari Dinas Lingkungan Hidup mengambil sampel air sumur dari tiga sumur milik warga di samping pagar gudang cangkang (Senin, 20/10/2025).
Tambahan
Sebenarnya masyarakat sekitar mengaku sudah berkali-kali menyampaikan keluhan, namun tidak mendapat tanggapan serius dari pihak perusahaan.
Bahkan, belakangan warga yang memprotes justru mendapat intimidasi, dan diduga mengalami kriminalisasi dari oknum di Polsek Patumbak. 5 orang warga dilaporkan ke Polsek Patumbak atas dugaan pengrusakan alat berat sewaktu terjadi cekcok dengan para sekuriti dan karyawan PT. Universal Gloves.
Masih pada pertemuan di kantor Desa antara perwakilan PT. UG dan perwakilan 3 Gang (Gg. Listrik, Gg. Sahabat, Gg. Sejahtera), seorang perwakilan warga bernama Sumantri (warga yang dilaporkan atas dugaan pengrusakan alat berat), menjelaskan dengan gamblang bahwa warga tidak masalah dengan pabrik sarung tangan, melainkan tidak senang dengan gudang penimbunan cangkang ditengah pemukiman mereka.
”Saya selaku warga sebenarnya berterima kasih atas berdirinya pabrik sarung tangan PT. Universal Gloves, karena pabrik ini menciptakan lapangan kerja, tapi masalah kami bukan dengan pabriknya, melainkan dengan gudang penyimpanan cangkang yang bertetangga dengan kami,” ungkap Sumantri, hal ini diaminkan warga yang berada dilokasi.
Hal ini menjelaskan, dan berkaitan dengan demo warga pada 6 Oktober 2025 lalu, dimana warga memblokir pintu gerbang pabrik sarung tangan PT. Universal Gloves. Awalnya warga hanya berniat memblokir pintu masuk untuk truk-truk cangkang, hanya saja pada hari dimana demo terjadi, tidak ada satupun truk yang masuk ke lokasi.
Hingga, warga pun memilih bertahan didepan gerbang pabrik sarung tangan sampai sore hari, yang berujung pada keributan dengan para karyawan PT. Universal Gloves yang memaksa untuk masuk shift sore, keributan ini diperparah dengan hadirnya sekelompok pria tak dikenal, sehingga terjadi dugaan penghalang-halangan tugas jurnalistik pada jurnalis yang hendak meliput, dan dugaan pemukulan menggunakan helm pada jurnalis lainnya.
Terkini, tak pedulikan protes warga, apabila pembaca ingin menyaksikan sendiri maka melintas lah di Jalan Pertahanan, akan terlihat gudang penimbunan cangkang yang saat ini sebagian besar sudah dipagar seng menjulang berkilauan, dengan tinggi- lebih tinggi dari rumah bertingkat dua yang berdiri disekitarnya. (Pujo)






