
Dr Gea saat temu Pers
medanoke.com– MEDAN, Menjelang pemilihan Rektor USU, muncul berbagai tuntutan dari masyarakat dan berbagai kalangan mengenai sosok dan kriteria yang dianggap pantas menjadi nahkoda dalam memimpin institusi Pendidikan Tinggi Negeri (PTN) nomor 1 di Sumatera Utara tersebut. Diantaranya adalah harus berintegritas & jauh dari perilaku kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
Hal ini diungkapkan Ketua umum Pimpinan Pusat Himpunan Cendekiawan Muslim Nias Indonesia dan juga tokoh masyarakat Sumatera Utara serta pakar hukum perundang – undangan DR.Ali Yusran Gea,SH biasa di panggil DR.GEA, Sabtu (26/4/24) di Pondok Konstitusi & Lae Firm nya, Jln Gaperta Ujung no 42 Medan.
Dr Gea menyebutkan bahwa menguatnya isu perebutan orang nomor satu dilingkungan Universitas Sumatera Utara sebagai rektor menjadi perbincangan hangat bagi kalangan masyarakat pemerhati dan peduli pendidikan di Sumatera Utara khususnya dan Medan pada umumnya.
Dalam temu pers tersebut, beliau mengungkapkan bahwa perebutan orang nomor satu di lingkungan Universitas Sumatera Utara ini harus dilakukan secara selektif dan penuh kehati- hatian, hal ini dikarenakan Universitas Sumatera Utara satu- satunya idola masyarakat Sumatera Utara untuk menimba ilmu dan institusi USU, kedepan harus mampu menjadi kampus yang semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Oleh karenanya sosok orang nomor satu kedepan sebagai rektor wajib sosok yang berintegritas dan jauh dari potensi kolusi, korupsi dan nepotisme.
Ada beberapa syarat yang fundamental sosok baru rektor USU yakni, pertama memiliki keimanan yang tangguh dan selalu istiqamah dalam menetapkan keputusan – keputusan atau menjalankan fungsi administrasi yang di dilakukan serta bermanfaat bagi semua pihak dan atau tindakannya itu membawa Rahmat bagi sekalian alam ( rahmatan lil alamin), kedua memiliki integritas, yang berarti sosok baru sebagai rektor di lingkungan USU memiliki kejujuran dan dapat dipercaya, bukan hanya sosok yang mengutamakan kepentingan pribadi dan golongannya sehingga berbagai cara di halalkan. ketiga, sosok rektor yang akan datang bebas dari potensi kolusi, korupsi dan nepotisme, maksudnya sosok dimaksud selama mengabdi dan menjadi pejabat di lingkungan USU harus jauh dari perbuatan yang memalukan dan mencederai dunia pendidikan terutama dilingkungan USU. Keempat, segala tindakan harus berkeadilan dalam konsep kesetaraan dalam perbedaan terutama bagi masyarakat Sumatera Utara yang majemuk dan memiliki kekayaan adat dan istiadat serta hasil alamnya yang luar biasa yang mampu menambah pendapatan asli daerah dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat Sumatera Utara dan terakhir memiliki komunikasi yang merakyat serta bertanggungjawab atas segala tindakan yang dijalankan.
Syarat – syarat tersebut diatas telah sesuai dengan perintah Rasulullah Saw dalam menetapkan pemimpin yakni amanah, Siddiq, tabligh dan Fathanah, konsepsi syarat kepemimpinan ini merupakan konsepsi kepemimpinan yang ideal di muka bumi ini
Harapan kita yang memiliki kompetensi menetapkan sosok orang nomor satu sebagai rektor dilingkungan USU agar selektif dan berhati- hati dan menggunakan moralitasnya serta mengutamakan kepentingan umum dan mempertahankan nama baik Universitas Sumatera Utara. Memilih ini bukan karena pengaruh ekonomi atau kekuasaan akan tetapi lebih kepada integritas yang tinggi agar hasilnya dapat bermanfaat secara bagi semua pihak dan terutama bagi seluruh civitas USU.
Mengakhiri wawancara dengan awak media massa, Dr Gea mengungkapkan harapannya tersebut,agar dimasa depan kampus USU semakin mengalami peningkatan menjadi ikon perubahan dunia pendidikan secara nasional. (aSp)