
Medan, medanoke.com | Ahmad Daud S.Sos Ketua Bidang Sosial Ekonomi PP Gerakan Pemuda Islam (GPI), yang juga Ketua PW GPI Sumut menyinggung penangkapan pelaku penjarahan Mini Market di Tapteng Sibolga, Sumatera Utara.
Melalui chat WhatsApp kepada awak media, Senin (1/12/2025), Ahmad Daud mengecam keras aksi penangkapan tersebut, dimana seperti diketahui beberapa hari ini wilayah Tapteng dilanda bencana banjir besar dan longsor yang mengakibatkan ratusan orang tewas, hilang, dan ribuan mengungsi.
“Saya atas nama Ketua Bidang Sosial & Ekonomi Pimpinan Pusat GPI menyatakan mengecam keras tindakan aparat tersebut. Ditengah situasi darurat dan abai serta lambannya pemerintah pusat, malah aparat melakukan tindakan remeh temeh dan bernuansa cari muka saja ke atasan,” ujar Ahmad Daud.
Ahmad Daud menegaskan bahwa masyarakat melakukan penjarahan karena mereka berada dalam situasi darurat dan tidak memiliki pilihan apapun yang tersisa.
“Memangnya mereka mau menjarah kalau ada makanan? Pemerintah mau rakyat mati kelaparan begitu? Kenapa tidak dari yang lalu dikomunikasikan ke toko-toko dan gudang logistik untuk dihitung barang yang ada sama mereka lalu didistribusikan? Untuk apa dana triliunan gawat darurat kalau hal-hal sekecil itu pun tak bisa diantisipasi sebelum terjadi tindakan dari rakyat?” Tutup Ahmad Daud.
Sebelumnya viral di berbagai platform media terkait minimarket di Kota Sibolga, Sumatera Utara, dijarah para terduga korban longsor dan banjir yang belum mendapatkan bantuan. Polisi kemudian bergerak menangkap 16 orang dari pelaku penjarahan.
Adapun mereka yang ditangkap berinisial MHH (20), SS (24), AZ (27), ZR (24), OFH (18), ART (19), DH (20), ISS (18), A (18), MS (18), BA (18), ER (21), DAM (18), ABS (18), D (18) dan BNH (17) yang diamankan saat melakukan penjarahan. Para pelaku ini mengambil sejumlah barang, mulai dari minuman kemasan, sosis, gula, sabun, hingga makanan ringan.(Pujo)



