MEDAN-medanoke.com, Seorang ibu rumah tangga (IRT) Jumidah, warga Jalan Multatuli, Lingkungan IV, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan terpaksa telan pil pahit harus mendekam di bui seumur hidup karena menampung/ menerima narkotika jenis Ganja siap edar asal Aceh seberat 140 Kilogram.
Vonis ini dijatuhkan hakim dalam persidangan yang digelar secara daring, Rabu (27/3/24) di PN (Pengadilan Negeri) Medan yang diketuai oleh Majelis hakim Ahmad Sumardi, yang sependapat dengan JPU pada Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.
Dari persidangan terungkap bahwa ia diyakini telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana Pasal 114 Ayat (2) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagaimana dakwaan primair, dengan petikan
“Percobaan atau Permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman”.
“Hal memberatkan, perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas peredaran narkoba. Hal meringankan, terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya,” tegas Ahmad Sumardi.
Dalam amar tuntutan JPU Roceberry Christanthy Damanik sebelumnya, terdakwa dituntut dengan agar hukuman pidana mati.
IRT berusia 38 tahun itu tertangkap berawal dari info yang diperoleh aparat tim Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumut dan kemudian melakukan penghadangan. Tim menyetop mobil Toyota Avanza plat BL 1630 GV sedang melintas di jalan Letjend Jamin Ginting, Desa Sembahe, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang (18/3/23).
Saat digeledah, di dalam mobil ditemukan 6 karung berisikan 140 bungkus narkotika jenis ganja dengan berat 140 Kg daun ganja.
Saat ditanyai, Salman, Ilyas Putra dan Mirsamsuri (penuntutan terpisah) menyebutkan ganja tersebut akan ditampung / diterima oleh Jumidah yang akan menunggu didepan pintu tol Bandar Selamat Medan.
Tiba ditempat yang dimaksud, Jumaidah terlihat sedang menunggu bersama saksi Hendra dan langsung tangkap oleh Tim BNN.
Terdakwa mengaku menampung/ menerima ganja yang dibawa oleh saksi Salman, Saksi Ilyas Putra dan saksi Mirsamsuri atas perintah Solihin (Daftar Pencarian Orang / DPO) untuk kemudian diberikan kepada Sukirman (DPO). Terdakwa mengaku menyanggupi karena tergiur upah 700 ribu yang ditawarkan. Iya juga mengaku sudah 2 kali melakoni perananny tersebut.(aSp)