MEDAN-medanoke.com, Ahli Waris pejuang kemerdekaan Indonesia Gendek Ginting Djawak menghibahkan sebilah pedang Samurai asli Jepang dan sebilah golok yang merupakan benda pusaka peninggalan almarhum GG Djawak ke Museum Djoeang 45 Sumut.
Benda-benda pusaka tak ternilai harganya bagi sejarah perjuangan bangsa Indonesia tersebut diserahkan putri bungsu almarhum Ingeten Ginting, kepada Kepala Sekretariat Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan (DHD 45) Provinsi Sumatera Utara, Drs. Harun Al Rasyid yang didampingi Bendahara Umum DHD 45 Sumut, Ir. Vivi Savitri, Rabu (3/1/24) di Gedung Juang 45 Jalan Pemuda No. 17 Medan.
Turut menyaksikan penyerahan benda bersejarah tersebut, Kepala Museum TNI Kapten Inf. Sumarno dan anggota Letda Inf. Zamhuri. Dari keluarga besar alm GG Djawak, selain Ingeten Ginting, turut hadir cucu almarhum Andiko Imanuel Sembiring dan para kerabat lainnya.
Selain Samurai Jepang dan Golok yang selalu digunakan oleh alm GG Djawak dalam berbagai pertempuran melawan penjajah, keluarga juga menyerahan 8 buah bintang jasa diantaranya Bintang Gerilya , Lencana TNI dan DHD, serta kartu anggota DHN 45, atas nama GG Djawak dengan nomor anggota(NRI) 0286250904, yang ditandatangani langsung Ketua Umum Dewan Harian Nasional (DHN 45) Jenderal TNI Surono.
Atas hibah dari keluaga pejuang kemerdekaan tersebut, Ketua Umum DHD 45 Sumut Mayjen TNI (Purn.) M. Hasyim mengatakan sangat berterima kasih dan menghargai sikap keluarga GG Djawak yang menghibahkan benda-benda bernilai sejarah peninggalan almarhum, untuk dipajangkan di Museum Djoeang 45. sehingga koleksi Museum Djoeang 45 semakin banyak.
“Kami menghargai dan memberi apresiasi yang tinggi atas niat baik, inisiatif dan sikap keluarga almarhum yang menghibahkan benda-benda bersejarah itu untuk disimpan dan dijadikan koleksi Museum Djoeang 45 Sumut. Inisiatif dan niat baik ahli waris GG Djawak ini patut dihargai dan dijadikan contoh agar benda-benda bernilai sejarah para pejuang kemerdekaan itu bisa disimpan di Museum Djoeang 45 Sumut,” kata M. Hasyim.
Menurutnya, Museum Djoeang 45 siap menerima benda-benda bersejarah milik para pejuang kemerdekaan untuk dipamerkan sehingga masyarakat terutama generasi muda, mahasiswa dan pelajar yang datang berkunjung ke Museum Djoeang 45 dapat mengambil pelajaran tentang nilai-nilai juang yang dulu menjadi karakter para pejuang kemerdekaan kita.
Sementara itu cucu almarhum Andiko Imanuel Sembiring yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan pedang samurai Jepang itu adalah pedang samurai yang berhasil direbut kakeknya dari tentara Jepang (Dai Nippon) dan kemudian berbalik menjadi senjata andalan alm GG Djawak, dalam setiap pertempuran melawan penjajahan Jepang.
Tentang kisah perjuangan si kakek, Andiko tidak bisa menceritakannya secara detail karena dia belum lahir pada saat kakeknya meninggal dunia. Namun menurutnya, Bulang (kakeknya) lahir di Sibolangit tanggal 25 Agustus 1925 dan meninggal pada tanggal 8 Februari 2000. Sedangkan Tigan (neneknya) lahir pada tanggal 31 Desember 1926 dan meninggal tanggal 25 Maret 2016. Keduanya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kabanjahe.
“Kami merasa bahagia telah menempatkan barang-barang peninggalan Bulang di tempat yang sepantasnya di Museum Djoeang 45 ini. Semoga bermanfaat bagi generasi penerus,” kata Andiko yang kini berdomisili di Jakarta.
Usai menyerahkan benda-benda bernilai sejarah itu, keluarga menyempatkan diri melihat-lihat koleksi dan meninjau Gedung Museum Djoeang 45, yang terletak di lantai 2 Gedung Juang 45. (aSp/ Ist)