JAKARTA-medanoke.com, Pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mertens (37) berkewarganegaraan Selandia Baru, selama 4 bulan lebih telah sudah disandera oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang digolongkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Irian Jaya.
Negara asal Pilot Susi Air, Selandia Baru sudah sempat menawarkan bantuan untuk membebaskan warganya tersebut, namun ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia.
Namun, hingga saat ini pemerintah Republik Indonesia terus mengupayakan segala cara untuk menyelamatkan dan membebaskan Kapten Philip dari tangan KKB Papua.
Meski ada masuk berbagai tawaran bantuan dari pemerintah negara lain, namun Pemerintah RI enggan untuk menerima bantuan ataupun melibatkan negara lain, dalam upaya pembebasan dan penyelamatan Kapten Philip.
Penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens yang diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Egianus Kogoya. Penyanderaan ini telah berlangsung lebih dari empat bulan dan hingga saat ini belum ada tanda-tanda Kelompok bersenjata tersebut akan membebaskan sang Kapten.
Sebelumnya, Egianus Kogoya dan gerombolannya membakar pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan, pada 7 Februari 2023. Egianus kemudian menyandera pilot pesawat tersebut, yaitu Kapten Philip Mark Mertens yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sempat menyebutkan bahwa Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.
Kemudian, Egianus sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.
Di lokasi tersebut, ia diduga membunuh anak seorang kepala kampung yang masih berusia 6 dan 8 tahun karena ayahnya tidak mau memberi bahan makanan yang diminta oleh Egianus.
Pada 15 April 2023, KKB menyerang pasukan TNI di Distrik Mugi. Akibat peristiwa ini, lima orang prajurit gugur dan beberapa diantaranya terluka.
Selain itu, kelompok tersebut juga merampas sembilan pucuk senjata api dan sejumlah amunisi.(Ist)