Idul Adha mengajarkan umat Islam tentang pengorbanan dan kesabaran menghadapi ujian dan keteguhan hati menjalankan perintah agama, yang harus dilaksanakan dalam kehidupan. Hal itu dikemukakan Dedi yang juga Ketua Umum Al Jam'iyatul Washliyah Sumut dalam Khotbah Idul Adha di Masjid Asy Syafi"iyah Jalan Sinumba Raya No 1 Kelurahan Helvetia Medan, Senin (17/6). Sebelumnya Ketua BKM Asy Syafi'iyah Eddy Syofian mengatakan peran Masjid Asy Syafi'iyah tidak sekedar pusat peribadatan, tetapi pusat pendidikan dan sosial serta solusi bagi pemberdayaan jamaah.
Untuk itu, BKM Asy Syafi’iyah mengelola dana Masjid untuk ketiga fungsi tersebut seperti memberikan bea siswa kepada anak yatim dan dhuafa, memberi bantuan sembako setiap tiga bulan untuk keluarga yatim dan dhuafa.
Eddy juga menyampaikan bahwa penyembelihan hewan qurban tahun ini sebanyak 12 sapi dan 14 kambing yang didistribusikan kepada 750 KK yang ada di sekitar Masjid Lebih lanjut Dedi mengatakan lebih 4000 tahun silan tiga insan pilihan Ibrahim, Hajar dan Ismail mengajari kita tentang arti pengorbanan.
“Pengorbanan Nabi Ibrahim didedikasikannya hanya semata menaati perintah Allah SWT,” ujar Dedi Batubara.
Dikatakannya jalan untuk menjadi hamba Allah tidsklah mudah. Banyak tantangan, rintangan, persoalan dan masalah yang harus dicari solusinya.
“Semua itu membutuhkan keteguhan.hati, ketegaran jiwa serta kejernihan pikiran,” ujar senator muda ini seraya mengatakan nilai nilai itu telah diwariskan Nabi Ibrahim kepada keturunannya Nabi Muhammad SAW.
Pesan moral ini kata Dedi Batubara harus ditangkap umat Islam terutama peran untuk menjaga Akidah, Syariah, Muamalah dan ajaran Islam lainnya agar tetap tegak dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari hati.
Dia mengajak umat Islam agar mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah pengorbanan, konsistensi, keberanian dan kecerdasan yang dicontohkan Nabi Ibrabim dan keturunannya.
Menurutnya ada tiga hikmah, pertama, iman yang diikrarkan kepada Allah, butuh pengujian dan pembuktianm . Kedua, ujian iman itu tidak melulu berbentuk duka dan derita. Tetapi bisa berupa suka dan bahagia . Ketiga, identitas sebagai mukmin mengharuskan untuk selalu menebarkan kebajikan dan menyebarkan kebaikan dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun. (aSp/ist)