
Medanoke.com | Mangrove adalah hutan yang terdiri dari kumpulan pepohonan dan tumbuhan perdu yang hidup di kawasan pesisir. Tumbuhan ini dapat di temukan di daerah pasang surut, rawa, dan muara sungai. Terdapat di daerah tropis dan subtropis, dan di teluk-teluk yang terlindung dari ombak
Sebagaimana yang diketahui kebanyakan orang, mangrove adalah hutan bakau, walaupun istilah bakau hanya merujuk pada salah satu jenis mangrove.
Padahal jenis tumbuhan yang di golongkan sebagai mangrove tercatat sebanyak 202 jenis. Terdiri dari 89 jenis pohon, 5 jenis palem,14 jenis liana, 44 spesies epifit dan 1 jenis sikas.
Adapun Fungsi penting dari mangrove diantaranya adalah :
Untuk menyerap kotoran, logam berbahaya, dan memperbaiki kualitas air, hal ini sangat penting mengingat apabila air menjadi kotor maka itu berarti menurunkan kualitas bahkan dapat mematikan sektor perikanan.
Melindungi kawasan pesisir, dengan adanya hutan mangrove maka berbagai tumbuhan ini akan melindungi daratan dari rusak tergerus air.
Menjadi tempat mencari makanan bagi manusia dan berbagai makhluk hidup karena mangrove merupakan tempat berkumpulnya biota rawa diantaranya ikan, kepiting, moluska (siput, keong dll.)
Memahami pentingnya fungsi mangrove bagi lingkungan bukan hanya secara lokal namun juga global, maka kelompok nelayan tambak Deli yang di ketuai Nico Wahira Kunata Batubara atau Nico dan di dampingi legenda aktifis mangrove Indonesia Wibi Nugraha atau Wibi, berusaha memperbaiki keadaan hutan mangrove yang rusak di seputaran Marelan (Maryland).
Baik menurut Wibi dan Nico kepada awak media medanoke.com pada (Kamis 10/04/2025), sesekali dalam beberapa tahun memang ada program baik dari pemerintah maupun swasta untuk penanaman kembali hutan mangrove yang rusak baik oleh tangan manusia maupun alam.
“Tapi bagi kami, ada atau tidaknya bantuan atau pun program. Penanaman mangrove kami tetap berjalan, walau pun dengan biaya seadanya, “ujar Wibi sambil tertawa.
Wibi juga mengatakan kendala memang ada, mengingat pekerjaan ini adalah kerja bakti bahkan harus merogoh kocek sendiri dalam pelaksanaannya. Namun dirinya mengatakan tidak perlu kuatir masalah rezeki, karena menurut pria yang pernah mendapat penghargaan dari menteri dan juga Presiden Jokowi ini, apabila kita berusaha menjaga dan melindungi alam, maka alam juga akan membantu kita.
“Alam akan membantu dengan cara yang unik, misalnya kita akan di pertemukan dengan orang-orang baik yang juga perduli dengan alam, dari mereka nantinya akan ada jalan untuk melanjutkan pekerjaan, “ujarnya.
Wibi yang pernah melakukan penanaman mangrove hingga ke berbagai pulau di Indonesia diantaranya batam kepri, pesisir Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias utara, Asahan, Batubara, Sergai, Deli Serdang, Langkat, Medan, menuturkan bahwa dirinya adalah keturunan Dayak Kalimantan, “bagi kami orang Dayak, hutan dan sungai adalah ibu, maka sebagai anak tentunya kami harus menjaga ibu kami kan? “Sambungnya.
Lanjut Wibi apabila alam terawat baik, maka sudah selayaknya orang-orang yang berada di sekitarnya juga akan merasakan dampak positifnya, ikan dan biota laut akan melimpah dan mudah di dapat, itu apabila alam sehat dan baik keadaannya.
Adapun hingga saat ini kelompok nelayan Tambak Deli sudah menanam ribuan pohon mangrove atas swadaya mereka sendiri.
Pada kesempatan berikut mereka juga menunjukkan kepada awak media tempat pembibitan pohon bakau di beberapa tempat di sekitar lingkungan mereka yaitu di Jalan Young panah hijau GG Bali Ujung lk 04 Kel.Labuhan Deli Kec.Medan Marelan
Terlihat ada puluhan ribu bibit yang tumbuh di dalam polibag menunggu proses untuk di tanam secara berangsur-angsur, berangsur sesuai usia pohon dan berangsur di sela-sela kegiatan para anggota kelompok nelayan dalam menjalani pekerjaan sehari-hari untuk menghidupi keluarga mereka.

Selain meremajakan hutan mangrove, kelompok ini juga menebar berbagai bibit biota rawa seperti kerang dara (darah), kepiting, ketam dan lain-lain.
Mereka telah melakukan ini hampir sepuluh tahun lamanya, dan berharap agar kekayaan alam dapat kembali melimpah, lalu dengan itu dapat menyokong kehidupan nelayan di sekitarnya.
Wibi dan Nico juga berterima kasih kepada awak media. Menurut mereka, media berperan besar dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat bukan saja secara nasional namun juga global bahwa masih ada yang peduli dengan alam, terkhusus mangrove. (Pujo)