Medanoke.com – Medan, Tetty Br Napitupulu nelangsa. Ibu paruh baya ini sedih dan menyimpan duka. Pasalnya, bantuan yang diberikan Kementerian Sosial (Kemensos) kepadanya, ditengarai ‘ditilap’ pihak tertentu. “Saya curiga ada yang ‘memainkan’ bantuan Kemensos untuk saya,” lirihnya.
Tetty tercatat sebagai keluarga penerima manfaat (PKM) program Keluarga Sejahtera Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia. Warga Jalan Turi Ujung Lingkungan V, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan itu, menerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) Kemensos dari Herlina Br Simangunsong, istri Elisa Siregar yang saat masih hidup menjabat sebagai Kepala Lingkungan 5, Kelurahan Binjai.
Tetty menerima KKS dari Herlina sekitar September 2020 silam. Padahal, KKS program Kemensos itu diterbitkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada Mei 2020. “Saya menerima KKS yang diterbitkan pada bulan Mei 2020 itu sekitar September 2020. Saat itu, Herlina memberikan kartu (KKS) ini, sama sembako,” lirih Tetty.
Semula Tetty tidak menaruh curiga. Ia berbaik sangka saja kepada Herlina. Namun, Tetty mendapat informasi dari sesama keluarga penerima manfaat (PKM) bahwa KKS diberikan beserta buku tabungan rekening dari Bank BRI berisi bantuan dari Kemensos sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah). “Yang saya terima cuma selembar kertas KKS tanpa buku rekening bank. Dan saya tidak tahu siapa yang menggunakan KKS saya terhitung dari Mei hingga September 2020, sebelum diberikan kepada saya,” ujarnya.
Selanjutnya, D Br Sinaga keluarga Tetty menemui Herlina, untuk mempertanyakan buku rekening KKS bantuan Kemensos tersebut. Sialnya, Herlina mengaku tidak mengetahuinya. Herlina hanya mengaku menerima KKS milik Tetty dari petugas kecamatan yang dia sendiri tidak mengetahui namanya.
Tak lama kemudian, Tetty bersama D Br Sinaga kembali menemui Herlina mempertanyakan keberadaan buku rekening tersebut. Lagi-lagi Herlina menjawab tidak tahu. Anehnya, Herlina juga mengaku tidak kenal dengan petugas kecamatan tersebut dengan alasan saat memberikannya sedang buru-buru.
Untuk memastikan keberadaan buku rekening dan siapa pegawai BRI yang memberikan KKS, Tetty pergi ke kantor BRI unit Simpang Limun. Pegawai di BRI itu menjawab bahwa untuk mengetahui transaksi harus ada buku rekening. Tetty pun disarankan untuk ke BRI unit Medan Denai.
Namun, petugas BRI unit Medan Denai bernama Dea mengaku bukan pihaknya yang membagikan KKS tersebut. Tetty disuruhnya ke Dinas Sosial Kota Medan untuk mempertanyakan siapa yang memegang buku rekening milik Tetty. “Dia (Dea-red) mengaku bukan pihaknya yang membagi KKS dan menyuruh kami ke Dinas Sosial Medan, tanpa mencari tahu siapa yang memegang buku rekening itu dan siapa pegawai BRI yang membagikannya,” sebutnya.
“Saya bingung. Mengapa Kemensos memberikan bantuan hanya selembar kertas KKS. Saya tidak tahu apakah saya termasuk yang mendapat bantuan sebesar Rp500.000, itu atau tidak,” tambah Tetty dengan sedih.
Kasus KKS tanpa buku rekening itu akhirnya sampai ke telinga Lurah Binjai, Dartaswin. Sang lurah pun memanggil Herlina Br Simangungsong, sekitar Mei 2021. Anehnya, keterangan Herlina pada lurah berbeda dengan apa yang disampaikannya kepada Tetty.
“Sudah lama itu pak. Saat suami saya masih hidup. Suami menitipkan KKS dengan bahan pangan,” kata Herlina singkat dan langsung meninggalkan ruangan tanpa mengindahkan sang lurah.
Keterangan Herlina Br Simangunsong yang sedang mencalonkan diri menjadi Kepala Lingkungan 5 Kelurahan Binjai itu, terkesan meragukan. Sebab, seyogianya beliau harus menanyakan buku rekening kepada pemberi KKS, karena saat suaminya menjadi Kepling informasi yang didapat mereka juga adalah Keluarga Penerima Manfaat dan harus memiliki buku rekening.
Sementara itu, Widya pegawai BRI unit Medan Denai yang dikonfirmasi di kantornya pada 14 Juni 2021, terperanjat kaget. Ketika ditunjukkan poto copy KKS dan KK Tetty, tanpa menanyakan apa yang hendak dikonfirmasi, Widya malah bertanya mengapa bisa mendapatkan KKS. Ironisnya, Widya meminta wartawan agar membawa Tetty yang sudah pernah datang bertanya ke BRI unit Medan Denai tanpa mendapat jawaban.
Widya tetap tidak berkenan mencari tahu dimana buku rekening dan siapa yang medistibusikan KKS atas nama Tetty Br Napitupulu.
Informasi tentang buku rekening Tetty terkesan menjadi rumit. Pasalnya, ketika kepala BRI Cabang Medan Sisingamangarajapada ketika dikonfirmasi, tidak berhasil ditemui. Securiy menyarankan agar wartawan menulis tujuan konfirmasi dan meninggalkan nomor handphone untuk dihubungi.
Pada 29 Juni 2021, tanpa ditanya seorang mengaku pegawai BRI bidang Bansos yang diketahui bernama Tyson, menghubungi wartawan via hanphone. Ia mempertanyakan tujuan konfirmasi. Setelah dijawab, beberapa menit kemudian malah seorang yang juga mengaku pegawai BRI bidang Bansos bernama Taufik kembali menanyakan melalui handphone apa tujuan wartawan. Anehnya, Taufik mengaku juga wartawan di salah satu media.
Esoknya Tyson yang didampingi Triki bagian monitoring Bansos di BRI Cabang Medan sisingamangaraja, saat dikonfirmasi terkesan kurang bersahabat dan melakukan tekanan. Saat ditanya dimana Taufik, mereka diam saja. Mereka complain karena percakapan direkam. Lalu mereka meminta KTP, mempoto ID card pers, dan memberitahu bahwa abangnya wartawan sambil menunjukkan kartu pers seseorang di handphonenya.
Kemudian Tyson mengatakan bahwa buku rekening sudah diproses dan bukunya telah diserahkan kepada Tetty. Ia menunjukkan foto Tetty memegang sesuatu didadanya. Namun, ketika ditanya itu poto kapan dan kapan diberikan, Tyson tidak menjawab dan tidak memperlihatkan handphonenya lebih dekat sehingga tidak jelas apa yang dipegang Tetty dalam foto tersebut.
Terkait bantuan Rp.500.000, Tyson membenarkannya. Hanya saja, ia mengatakan bahwa tidak semua mendapatkannya. Sementara Triki dalam keterangannya menjelaskan data Tetty tidak ada di BRI Sisingamangaraja, tetapi di BRI Cabang Tamrin.
Tetty yang dikonfirmasi terkait adanya foto dirinya, membenarkan ada yang mendatanginya. Sebelumnya, Melati putri Herlina Simangunsong dengan beberapa perempuan datang ke tempat Tetty di Gang Jaya. “Mereka menanyakan keberadaan saya kepada anak saya Teo. Kemudian dijawab Teo kalau saya di Jalan Turi Ujung. Setelah bertemu saya, mereka bilang mau pendataan ulang untuk PKH dan meminta KKS, saya ambil KKS saya. Setelah saya ambil, mereka meminta saya memegang kartunya dan memfoto. Saya sudah keberatan untuk difoto, tetapi tetap mereka lakukan. Mereka tidak memperlihatkan surat tugas ataupun ID Card. Tidak ada buku rekening diberikan kepada saya,” ujar Tetty.
Seseorang yang diduga datang ke tempat Tetty yang dikenal dengan sebutan Yuna,ketika dikonfirmasi membenarkan kedatangannya. Namun, ketika ditanya siapa yang memfoto dan kirim ke pihak BRI dan apa hubungannya dengan pihak BRI, bahkan siapa teman-temannya, Yuna tidak berkenan menjelaskan.
Saat percakapan itu, Yuna menyebut dia ada surat tugas dari Dinsos dan memberitahu sudah membantu. “Tanya saja Lurah terkait teman-temanya yang ikut bersamanya,” kata Yuna.
Sementara, Lurah Kelurahan Binjai Dartaswin ditanya tentang kedatangan Yuna Cs, menjawab tidak tahu. “Tanya saja Sukiran,” ujar Dartaswin singkat seakan menutupi.
Pimpinan BRI Cabang Thamrin melalui Reza bagian Bansos, saat dkonfirmasi di kantornya, mengatakan untuk mengetahui siapa yang membagikan KKS dan siapa yang melakukan transaksi, harus melalui investigasi dan bisa dilakukan kalau ada surat permintaan. “Nanti akan kelihatan di CCTP siapa yang melakukan trnsaksi. Widya bilang ke saya bahwa Tetty selalu melakukan transaksi dengan KKS-nya,” ujarnya.
Namun, anehnya apakah Tetty pernah atau tidak dalam melakukan transaksi senilai Rp 500.000, tidak ada dijelaskan Widya. Hanya saja, Reza membenarkan di tahun 2020 ada Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp 500.000. “Penyerahan KKS harusnya disertai buku rekening,” tukas Reza. (N/red)