www.medanoke.com – MEDAN | Pihak kepolisian akhirnya berhasil menciduk WAS (17), pelaku pemerkosaan siswi SMK berinisial PJS (15), yang terjadi di salah satu kos-kosan di Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, yang berujung korban meninggal dunia.
Informasi yang diperoleh, antara pelaku dan korban baru dua minggu berkenalan melalui media sosial Facebook. Namun, pada Jumat (01/12/2023), korban diduga telah diperkosa pelaku dan korban meninggal dunia esok harinya.
“Satu pelaku, WAS, sudah diamankan. Pelaku yang masih dibawah umur ini berstatus pelajar ini ditetapkan sebagai tersangka dan sudah ditahan,” kata PS Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa SH SIK, Selasa (05/12/2023).
Lanjut, jelas Teuku Fathir Mustafa, proses penyelidikan telah dilakukan mulai dari pemeriksaan sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP). “Sejauh ini kami peroleh informasi jika korban sebelum meninggal dunia mengalami kekerasan seksual pemerkosaan. Untuk lengkapnya, nanti akan disampaikan,” bebernya.
Sebelumnya, orang tua korban menduga kuat anaknya PJS tewas dibunuh oleh pelajar lain. US (38), ayah korban mengatakan, jika putrinya,.PJS yang masih kelas 1 SMK menghembuskan nafas saat berada di ruang IGD RSUP Adam Malik pada Sabtu (02/12/2023) dini hari.
“Saya menduga kuat anak saya, PJS merupakan korban pembunuhan berencana yang dilakukan pelaku,” kata US saat diwawancarai wartawan dikediamannya, daerah Kecamatan Pancur Batu, Senin (04/12/2023).
Pria yang sehari-hari yang bekerja sebagai pemulung ini pun menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya. Awalnya, Jumat (01/12/2023) pagi, anaknya pergi ke sekolah bersama temannya. Lalu, siang harinya, ia memperoleh kabar kalau anaknya belum pulang ke rumah karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Namun, ditunggu sampai larut malam anaknya tak kunjung datang. Dirinya mulai cemas. “Tiba-tiba, nomor anak saya menelepon tapi yang mengangkat ibu-ibu. Dia bilang anak saya seperti kesurupan, kejang-kejang, di kosan. Diberitahulah alamatnya. Saya dan istri langsung ke sana,” ujarnya.
Lalu, setibanya di lokasi, PJS tampak terbaring di atas kasur dalam kamar kos yang berada di lantai dua. Kondisi PJS saat didalam kos-kosan cukup memprihatinkan dan sulit diajak berkomunikasi. “Kamar kosnya tak ada lampu. Anak saya tidak pakai baju sekolah lagi. Hanya pakai tanktop dan celana training. Tatapan matanya kosong, rambutnya basah, mulut dan hidungnya berbusa,” jelasnya.
Sambung US, anaknya ditemukan dalam keadaan yang tidak diinginkan. “Saat itu anak saya tidak mengenakan celana dalam, ada darah di bagian kemaluannya, beberapa kondom ditemukan di sekitar dan sejumlah botol minuman,” bebernya.
US menerangkan, saat itu langsung mencurigai seorang pelajar pria yang membawa PJS dari sekolah yakni WAS (17), dan ia langsung mengabarkan kepada pihak kepolisian untuk mengamankan WAS. “Saya menduga pelakunya bukan WAS seorang, melainkan ada beberapa orang lain juga. Si WAS ini baru berteman dengan anak saya dua minggu lalu dari media sosial,” terangnya.
Sambung US, ia pun melaporkan kejadian yang dialami anaknya itu ke Polrestabes Medan dan istrinya membawa PJS ke klinik di kawasan Simpang Selayang. Usai itu, jelas US, anaknya PJS, pun dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan visum.
“Saya menduga anak saya, PJS diperkosa dan disuruh meminum sesuatu yang membuat kondisi tubuhnya seperti itu, karena sempat muntah dan bau seperti alkohol,” ungkapnya. (Jhonson Siahaan)