
Medanoke.com, Medan | Khatib Jumat di Mesjid Al Musannif Jalan Cemara Medan, Ustadz Ulil Abshory, dalam satu kesempatan di hadapan awak media, mendesak pihak kepolisian Sumatera Utara agar segera menutup permainan judi batu goncang berkedok hiburan yang beroperasi di Komplek Cemara Asri, Medan.
“Kita minta aparat kepolisian segera menutup lokasi judi tersebut,” tegas Ustadz Ulil Abshory, dikutip dari BITVOnline.com terkait judi batu goncang di Komplek Cemara Asri, Jumat (30/05/2025).
Menurut Ulil Abshory, adapun proses penutupan itu bisa diawali dengan memberi peringatan.
“Tapi kalau tidak mau menutup sendiri, polisi harus menutupnya secara paksa,” tegas ustadz muda ini. Ia juga berharap aparat keamanan sadar, untuk dapat menindak penyakit masyarakat ini.
“Aparat keamanan, sadarlah…! Tingkatkan amar ma’ruf nahi mungkar. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Ini perintah agama. Saya harap, aparat keamanan, sadarlah dalam melaksanakan itu” tegas Ulil Abshory.
Ustadz Ulil Abshory sangat yakin, selain faktor agama, pendidikan, dan faktor lingkungan, maka faktor peran aparat keamanan lah yang paling utama dalam memberantas penyakit masyarakat, seperti perjudian dan narkoba.
“Jadi, peran aparat keamanan sangat penting dalam menjamin keamanan masyarakat,” tegas Ulil Abshory.
Judi Batu Goncang di Komplek Cemara Asri
Sebelumnya, sejumlah media menurunkan berita tentang beroperasinya permainan judi berkedok hiburan dengan jenis permainan batu goncang. Adapun perjudian ini berlokasi di Komplek Cemara Asri, Jalan Cemara Medan.
Ini membuat banyak orang merasa heran, karena sebelumnya, Polda Sumut sudah menggerebek dan berhasil menangkap pelaku judi batu goncang dari Plaza Yang Lim, Medan. Namun di lokasi lain, judi jenis serupa justru beroperasi dengan aman dan nyaman, yaitu di Komplek Cemara Asri. Dan mirisnya lokasinya sangat dekat dengan Masjid Al Musannif.
Dari pantauan wartawan yang pernah meninjau ke lokasi, adapun tempat perjudian batu goncang di Komplek Cemara ini, dikawal sejumlah pria berbadan tegap.
Bahkan sebelumnya para pengawal ini sempat terlibat cekcok dan dengan kasar melarang wartawan dari sebuah media online mengambil gambar di lokasi. (****)