
Medan, medanoke.com | Beberapa petugas P2TL dari PLN ULP Medan Kota melakukan pemeriksaan di Jl. Puri Gg. Subur Kel. Kota Matsum, Kecamatan Medan Area pada Selasa (25/11/2025).
Seperti pemburu yang sedang mencari target mereka memasuki halaman seorang warga yang merupakan redaktur pelaksana di media online medanoke.com, dan langsung bergerak ke halaman belakang memeriksa satu dari rumah sewa yang berada di dalam komplek perumahan tersebut.
Sempat terjadi ketegangan karena kehadiran mereka mengganggu keluarga penyewa yang tengah makan siang, dan ketegangan bertambah karena nada menuduh yang mereka lontarkan kepada kepala rumah tangga di rumah tersebut.
Menurut Khairul Amri Ritonga, si penghuni rumah, awalnya dirinya membiarkan saja para petugas tersebut bekerja, karena dirinya tengah makan siang. Namun setelah sesaat memeriksa, salah seorang anggota P2TL memanggilnya untuk melihat keadaan meteran. Ternyata di bagian atas meteran, yang tidak terlihat dari bawah (kecuali memang sengaja mencari tahu), terdapat lubang.
Dengan nada menuduh seorang petugas bertanya pada Khairul, “abang yang buat ini? ” sambil menunjukkan lubang pada bagian atas meteran. Khairul pun mengaku tidak tahu menahu, karena rumah itu sudah berganti-ganti yang menempati.
“Sewaktu itu aku emosi bang dituduh kayak gitu, langsung kujawab apa maksud kau?” Jelas Khairul kepada wartawan.
Yang membuat Khairul lebih emosi saat mendapati salah seorang petugas buang air kecil (kencing) disudut halaman belakang rumah yang paling ujung.
“Sesak kali bang, “ujar si petugas, dan alasan itu tidak bisa diterima Khairul. “Kalau mau numpang kamar mandi bilang bang, cemana kalo abang pas kencing gitu nampak anak gadisku? ” Ujar Khairul dengan nada tinggi.
Setelah perdebatan panjang lebar petugas P2TL meminta istri pemilik rumah yang kebetulan sedang berada dirunah, dan Khairul, juga istri Khairul untuk menyaksikan mereka mencabut meteran.
Istri pemilik rumah yang bingung mencoba menelpon suaminya, namun karena baterainya sudah low maka dia menumpang nelpon sambil mencas hape dirumah sewa disebelah rumah Khairul, saat itu petugas yang diminta berbicara via telpon kepada suaminya masuk ke rumah tersebut tanpa membuka sepatu. Ibu tua berinisial N yang saat itu sendirian dirumah sewa tersebut hanya bisa melihat rumahnya dikotori lumpur dari sepatu petugas.
Hal ini menimbulkan kekesalan dari penyewa rumah yang sorenya baru pulang, putri si ibu N.
“Kalau ada aku mereka berbuat seperti itu (tidak membuka sepatu yang kotor saat masuk rumah) udah kumaki bang, “ujar si anak dengan kesal.
Seorang petinggi PLN yang enggan disebut namanya saat dihubungi via telpon, memberi masukan kepada pemilik rumah untuk melaporkan kejadian ini kekantor PLN di Jl. Listrik.
Sementara itu pemilik rumah mengatakan bahwa dirinya akan mencoba menempuh langkah hukum dalam waktu dekat ini atas dugaan tindakan amoral dan tidak etis yang dibuat para petugas P2TL tersebut.
Pihak penyedia jasa P2TL sendiri hingga berita ini diterbitkan belum berhasil dikonfirmasi terkait ketidakberadaban kelakuan anggotanya. (Pujo)






