Namun, seperti sediakala dengan bujuk rayu pujaan hatinya yang berasal dari keluarga terpandang karena sukses dalam usaha dan memiliki toko yang terkenal di kalangan pemerintahan kota Medan. HFS mengaku kebal hukum. Kuasa uangnya mampu membeli hukum. Sehingga ia tidak takut menganiaya LP. Membuat LP semakin tidak berkutik untuk melawan.
Namun, menjelang hari Perempuan Sedunia (international Women’s Days) tepatnya di tanggal 26 Februari 2020, ia kembali mendapat perlakuan kasar. Peristiwa terakhir ini membuatnya berputar haluan 360 derajat disebabkan permintaan HFS untuk menyediakan ambulance gratis bagi keluarganya yang meninggal untuk disemayamkan diluar kota, tidak mampu dipenuhi LP, kembali mengulangi perbuatan bejatnya, tanpa ada sinyal, bak samsak HFS langsung menendangnya di kemaluannya, dan memukuli kepalanya dibagian belakang berulang kali, ketika ia hendak melarikan diri, HFS menyekapnya dari kepala hingga ujung kaki memar, akibat pukulan dan tendangan yang dilayangkan HFS. Bentuk memar bercap telapak kaki pun membekas di areal sekitar kemaluan korban dekat rahimnya, sesuai dengan visum et repertum RS Haji Medan.
Ia melaporkan peristiwa itu ke kantor polisi resort percut sei tuan karena peristiwa itu terjadi di rumah yang mereka bangun bersama di Jalan Makmur Gang Sidokarya Desa Sembirejo Timur Percut Sei Tuan.
Di tempat itu mereka mengaku sebagai pasangan suami istri di Kepala Desa setempat saat membeli di rumah di kawasan tersebut agar tidak terendus sebagai pelaku kumpul kebo dan puas menggunakan LP sebagai Budak Seksnya.