Beauty

MEDAN – medanoke.com, Ketua Srikandi Pemuda Pancasila (PP) Sumatera Utara, Ade Rosda resmi bergabung ke Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Ade Rosda bahkan langsung didapuk memimpin organisasi sayap perempuan Partai Perindo, Kartini Perindo.

Penyerahan Mandat Ketua Kartini Perindo kepada Ade Rosda dilakukan Ketua DPW Perindo Sumut, Rudi Zulham Hasibuan didampingi Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Perindo Sumut, RR Sasmaya Hati di Kantor DPW Perindo Sumut, Jalan Cut Nyak Dhien, Kota Medan, Selasa (25/10/2022).

Rudi Zulham mengatakan mereka sangat bersyukur atas bergabungnya Ade Rosda ke Perindo. Ade yang dikenal sebagai sosok tokoh petarung akan menjadi energi baru bagi Partai Perindo untuk semakin memperkuat posisi mereka di Sumut.

“Ini sangat menggembirakan, karena beliau tokoh perempuan dari salah satu organisasi masyarakat (ormas) besar di Sumut. Ini yang membuat kita semakin semangat dan semakin yakin, karena akan banyak program untuk kelompok perempuan yang akan dilakukan di Sumut,” kata Rudi.

Rudi mengungkapkan Ade Rosda bisa bergabung ke Perindo setelah melalui proses silaturahmi yang panjang. Upaya meyakinkan Ade Rosda dilakukan lewat beberapa kali pertemuan dan pendampingan yang terus menerus dilakukan RR Sasmaya Hati selaku Wakil Ketua DPW Perindo Sumut.

“Sebenarnya banyak partai yang ingin merekrut beliau. Namun kita bersyukur akhirnya beliau memutuskan untuk bergabung dengan kita dan memimpin Kartini Perindo,” jelas Rudi.

Bergabungnya Ade Rosda, sambung Rudi, semakin membahagiakan karena saat ini salah satu lembaga (Litbang Kompas), baru saja merilis hasil survei mereka atas elektabilitas partai politik. Di mana dari survei itu elektabilitas Perindo naik signifikan dari 3,3 persen di Juni 2022 menjadi 4,5 persen di Oktober 2022.

“Kita yakin dengan banyaknya tokoh-tokoh yang direkrut, baik di tingkat pusat maupun di daerah, akan semakin meyakinkan bagi tokoh-tokoh untuk bergabung ke Perindo,” tukasnya.

Rudi menegaskan, merekrut tokoh-tokoh di Sumatera Utara merupakan tanggung jawabnya sebagai ketua DPW untuk terus membenahi dan memperkuat struktur. Bukan hanya di partainya tapi juga di sayap-sayap partai.

Itu karena sayap partai bisa menopang kegiatan partai, khususnya ada sisi-sisi atau tempat-tempat yang terbatas untuk partai politik.

“Walaupun sayap, tapi kita berusaha mencari pimpinan-pimpinan organisasi sayap yang punya kualitas. Yang mampu mengembangkan sayap Perindo ke seluruh Sumatera Utara. Kalau sayapnya kuat, maka partai sebagai badan utamanya pasti akan bisa terbang lebih tinggi,” pungkas Rudi.

Sementara itu alasan Rosda memilih bergabung ke Partai Perindo, kata Rudi, adalah karena kesamaan visi dan misi dalam berpolitik. Selain itu, Ade Rosda yang berkarakter petarung, ingin menjadi bagian dari orang-orang yang berjuang membesarkan partai politik yang menaunginya.

“Dia tidak mau berada di tempat yang sudah besar. Karena kehadirannya tidak akan terasa. Dia lebih ingin ada di rumah yang kecil dan membesarkan rumah yang kecil itu. Dia merasa tertantang untuk itu,” ungkapnya.

Selain itu, kata Rudi, Ade juga ingin memperjuangkan keterwakilan 30 persen perempuan dipenuhi di partai politik maupun di parlemen.

“Selama ini beliau menilai proses rekrutmen partai memang mewajibkan 30 persen perempuan. Namun dalam prosesnya kader perempuan itu tidak didampingi bahkan keterwakilan perempuan di DPR dan DPRD masih rendah. Itu yang ingin diperjuangkan,” tandasnya. (aSp)

Kota Medan. Dari pinggiran kota terbesar di Pulau Sumatera, Indonesia, itulah laki asing ini mendapatkan tiga nikmat cinta dalam hidupnya : Islam, istri solehah, dan anak si jantung hati.
 
Nama lengkapnya, Thomas Lemme bin Kuhn. Umurnya 53, akrab disapa Thomas atau kalau orang seputaran domisilinya sapa dia “Mister”. Dua puluh tahun lalu, atas nama cinta, dia meninggalkan negerinya, Jerman. Atas nama cinta pula, 4 bulan sebelum hengkang dari negeri Panzer, Thomas mulai mempelajari Islam.
 
Cinta mengantar hidayah bagi bule ini berasal dari sesosok gadis sederhana. Dialah Liliana boru Nasution, warga Desa Bintang Meriah, Kecamatan Batangkuis, Deliserdang, yang umurnya terpaut 15 tahun dengan Thomas. Batangkuis adalah salah satu kota kecamatan Deli Serdang yang berbatas dengan Medan.
 
Tak diketahui persis di mana pasangan lintas benua itu bertemu kali pertama.
“Allah yang mempertemukan (kami),” kata Thomas, lima tahun lalu. Saat itu, lima belas tahun sudah dia menghirup udara Batangkuis.
 
Itu pula masa yang membuatnya mahir berbahasa Indonesia -meski tetap dengan dialeg Wllingholzhausen, kampung kelahirannya yang bersuhu super dingin, berjarak sekira 400 Km dari Berlin, ibu kota Jerman.
 
Informasi ini didapat wartawan Anda selama 2 tahun bergaul dengan Thomas, bahkan tinggal berdekatan di Batangkuis. Ini lanjutan pengelanaan Anda mengenal sosoknya yang alim tak nampak alim.
 
Per 2002, Thomas resmi memeluk Islam dan bermukim di Batangkuis. Beberapa bulan sejak mualaf, laki tambun brewok ini pun menikahi Liliana. Sejak menjadi istri bule, para tetangga di sana kompak menyapa Liliana dengan sebutan Lili Jerman.
 
Demi Islam dan takdir jodoh, Thomas tampak mantap meninggalkan semua jejak kiprahnya selama di Jerman. Di Batangkuis, penggiat pedagogi jebolan WH Duesseldorf itu mulai mewujudkan mimpi-mimpinya bersama Lili Jerman. Rumah, salah satunya.
 
Di areal hampir 1 Rante pas seberang masjid, tahun itu juga Thomas mulai membangun istana barunya. Hasilnya? Bentuk rumahnya kontras dengan permukiman sekitar. Bukan karena megah. Tapi karena rumah itu rada bergaya arsitektur Jerman.
 
Rumah 3 kamar penuh dekoratif batu alam warna tenang beratap genteng plus rumput Jepang dan tanaman hias di teras hingga pagar itu sekilas mengingatkan rumah di negeri dongeng.
Rumah ‘bule masuk kampung’ ini persis terletak depan Masjid Al Ikhlas, Jalan Masjid, Dusun II Bintang Meriah, Batangkuis.
 
Kelar soal rumah, Thomas mulai membangun usaha. Belasan unit rumah kontrak dibangunnya di sejumlah lokasi di Batangkuis. Dia juga membuka bisnis Warnet yang kala itu baru booming. Berjarak 100 meter dari rumahnya, di Warnet itulah Thomas menghabiskan hari-harinya sejak pagi sampai jelang dini hari.
 
Bercelana ponggol, kaos oblong, dan menenggak Coca-Cola berliter-liter, Thomas tak jenuh duduk seharian di depan komputer. Tentu itu minus waktu solat 5 waktu tiba. Juga malam Jumat ba’da Isya ketika dia mengikuti pengajian rutin bergilir di lingkungan tempat tinggalnya. “Islam agama yang hebat. Tapi penganutnya banyak yang nyimpang,” katanya, sekali tempo selepas kegiatan wirid.
 
Saban kelar menjalankan ‘urusan langit’, Thomas pun kembali ke rumah keduanya, Warnet. Internet membuatnya harus tetap terkoneksi dengan para sahabat di Jerman atau Eropa.
 
Komunikasi rutin itulah yang kemudian membuat satu dua bule saban tiga bulan datang, menginap di rumah Thomas. Kalau sudah begitu, barulah Thomas absen dari Warnet. Menyetir Gran Max MB hitam sambil telanjang dada, tamu itu dibawa Thomas ke lokasi wisata favorit di Sumatera Utara. Lili Jerman sesekali turut serta.
 
Sampai di sini, Thomas menyebut Allah telah melimpahkan banyak anugerah padanya. Ajaran Islam yang bikin hatinya teduh, layanan istri solehah, rezeki selalu lancar, kesehatan tetap terjaga menjadi bagian dari rahmat tak terkira itu. Tapi manusia acap tetap merasa kurang.
 
Masih ada mimpi terindah Thomas yang masih indah dalam angan semata. Ini sebangun dengan mimpi Liliana sang istri. Doa sekuat hati terus mereka panjatkan siang malam, tapi takdir soal satu itu belum juga berwujud nyata. Padahal hasrat tentang itu sangat manusiawi. What the hell, man?
 
Ini terkait dua kamar di rumah Thomas – Liliana yang belum punya penghuni tetap. Dua kamar desain klasik itu amat didamba menjadi hunian untuk dua buah cinta pasangan beda kultur ini. Alih-alih dua, pun lebih lima tahun nikah pasangan ini belum juga dikaruniai seorang anak.
 
Pun begitu, Gusti Allah ora sare. Thomas yakin itu. Guna menguatkan sabar, keyakinan soal itu bahkan diselaminya lewat kisah Nabi Zakaria AS. Termasuk doa ampuh sang nabi uzur yang akhirnya dikaruniai anak, Yahya AS, yang menjadi nabi Allah sejak usia kanak.
 
Rabbi hab lî mil ladungka dzurriyyatan thayyibah, innaka samî‘ud-du‘â’. Lantunan doa Nabi Zakaria AS menginginkan anak yang diabadikan dalam Al Qur’an Surah Ali ‘Imran: 38 itu sering dipanjatkan Thomas dan Lili Jerman.
 
Dan surah itu memang lagi-lagi membuktikan keajaibannya. Ujian kesabaran untuk pasangan ini berakhir di usia 10 tahun pernikahan. Hari bahagia lama dinanti itu datang pada 2 Februari 2012. Thomas dan Lili Jerman dikaruniai anak laki bertampang bule habis.
 
Bertubuh kecil seperti Liliana, si ganteng itu diberi nama Attila Konstantin. Lalu persis 10 bulan paska kelahiran Attila, anak kedua idaman pasangan ini pun lahir. Dialah si cantik Kayla Laeticia.
 
Karunia Allah telah memberikan sepasang anak sehat dan pintar langsung kontan membuat rumah tangga Thomas dan keluarga besarnya riang tak terkira. Bersama Liliana, Thomas pulang kampung memboyong Attila dan Kayla. Keluarga bahagia ini menghabiskan waktu sebulan di Jerman.
 
Balik Medan dan bertahun kemudian,  sebuah takdir pun seketika menghentak
Thomas. 29 Agustus 2017… Allah memanggil Liliana. Ibu dua anak tercinta Thomas itu wafat akibat serangan ginjal akut. Dia terpukul. Begitu juga dua jantung hatinya yang masih kecil. Dan, takdir maut istri tercinta pun segera mengubah jalan hidup Thomas.
 
Per 2019, Thomas memutuskan kembali ke Jerman. Tentu dengan turut membawa Attila dan Kayla. Kepergian anak beranak ini terjadi setelah semua urusan dengan keluarga besar Liliana  kelar, termasuk soal ahli waris. Penjelasan tentang masalah terakhir tertuang dalam Putusan Pengadilan Agama (PA) Lubuk Pakam No. 161/Pdt.P/2017/PA.Lpk tanggal 10 Oktober 2017.
 
Sejak itulah, saban Ramadhan atau Idul Fitri datang,  Thomas pun merasakan rindu yang mendalam. Rindu tentang kenangan kemeriahan bulan suci dan hari fitri kala dia, istri dan dua anak mereka bermukim di Batangkuis. Dua momen perayaan suci umat Islam itu dijalani Thomas di Medan atau Deliserdang selama 17 tahun. Sebuah masa lumayan panjang.
 
Karena itulah, kerinduan religi bercampur bayangan wajah almarhumah istri itu saat ini amat dirasa Thomas karena Islam di Jerman adalah agama kaum minoritas. Alih-alih mendengar gema takbir Idul Fitri atau lantunan ayat suci dari ibadah tarawih saban malam Ramadhan yang kuat mengalun dari sepiker masjid depan rumahnya di Batangkuis, Thomas dan dua anaknya kini bahkan tak lagi bisa mendengar azan tanda solat lima waktu sehari tiba.
 
Itu karena masjid satu-satunya di wilayah tinggal mereka  berjarak puluhan kilometer dari rumah. Thomas dan dua anaknya kini tinggal di Melle, kota kecil bersuhu dingin. Jarak Melle dengan Berlin, ibu kota Jerman, setara perjalanan Medan – Padang Sidimpuan.
 
“Ya teringat mama, teringat ketupat (lebaran),” celoteh Attila lewat sambungan video WhatsApp dengan Fahri Ahmad (12), temannya di Medan, pada hari ketiga lebaran 1443 Hijriah,
Rabu (04/05/2022) malam. Terdengar sedih. Saat ngobrol, bahasa Indonesia gaya Medan anak umur 10 tahun itu terdengar telah bercampur logat Jerman.
 
Meski tak lagi akrab dengan lantunan indah azan dari sepiker masjid, Attila mengaku papanya mewajibkannya  menjalankan solat lima waktu. Alhamdulillah.

Ditulis oleh :
Ahmad FM,
Jurnalis Medanoke.com
 

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing Lorem Ipsum passages, and more recently with desktop publishing software like Aldus PageMaker including versions of Lorem Ipsum.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.

Nullam pellentesque eu orci ut pellentesque. Sed iaculis vel orci quis luctus. Aliquam dui massa, dapibus et mi eget, congue suscipit dui. Etiam ornare consequat augue, in pulvinar lacus lobortis vel. Morbi vitae sapien justo. Nam convallis ultrices malesuada. Cras ultricies risus sed sem mattis euismod. Nulla non nulla vestibulum, porta tortor et, sollicitudin turpis. Interdum et malesuada fames ac ante ipsum primis in faucibus. Sed eleifend ac odio sed sodales. Vivamus semper pulvinar arcu, posuere lobortis arcu tristique et. Pellentesque sed mauris vitae velit volutpat porta quis nec ante. Curabitur nec nisi vel leo tempus consectetur eget sed enim. Integer luctus ante et enim mattis maximus. Duis malesuada magna ut sem consectetur mollis. Sed est magna, elementum et tincidunt a, luctus pellentesque tellus.

Sed viverra dapibus hendrerit. Nullam nec gravida quam, sed facilisis ipsum. Nunc mollis mauris quis metus ultricies vestibulum a in ex. Aenean pharetra rhoncus mauris, a rutrum nisi luctus sed. Nam sed erat finibus, tempus libero non, fringilla tellus. Fusce consectetur ante ac mi posuere, ac porta sem fringilla. Phasellus aliquet pharetra libero in dictum. Nam tempus ac nunc et euismod. Nulla eu scelerisque libero. Nunc tellus libero, mattis et odio aliquet, dictum mattis dui.